Mohon tunggu...
Damianus Terrysaono SPH
Damianus Terrysaono SPH Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Siswa di SMA Trinitas Bandung - Mengikuti Ekstrakulikuler Jurnalistik - Aktif Dalam Kegiatan Pramuka

Seorang siswa yang bersekolah di SMA Trinitas Bandung, menciptakan jejak positif melalui partisipasinya dalam ekstrakurikuler jurnalistik dan kegiatan Pramuka. Sebagai anggota ekstrakurikuler jurnalistik, saya menggali bakatnya dalam dunia penulisan, wawancara, dan penyuntingan, menciptakan narasi yang memukau dan memperkaya informasi bagi sesama siswa. Keaktifannya dalam kegiatan Pramuka merupakan komitmen saya untuk meningkatkan semangat kepemimpinan, kerjasama, ketangguhan, menggembangkan karakter dan keterampilan sosial.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Jiwa Kemanusiaan di Tengah Perang: Desmond Thomas Doss

11 Januari 2024   00:00 Diperbarui: 11 Januari 2024   00:02 543
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Desmond Doss dan Harry Truman - Wikimedia Commons

Pada tanggal 1 April 1942, Desmond Doss bergabung dengan Angkatan Darat Amerika Serikat. Saat masuk ke dalam Angkatan Darat ia berharap bahwa dia bisa menjadi seorang tenaga medis. Tetapi pada akhirnya ia ditugaskan ke dalam kompi infanteri yang mengharuskannya untuk menggenggam senjata. 

Desmond menolak secara langsung perintah atasannya untuk menggenggam senjata. Penolakannya untuk menggenggam senjata menyebabkan konflik di antara sesama prajurit yang berada di dalam kompi Desmond. Mereka memandang bahwa Desmond ada di bawah mereka dan bahwa ia tidak cocok untuk dinas militer. Seorang tentara di barak mengancamnya, "Doss, saat kita terjun ke medan pertempuran, saya akan memastikan bahwa kamu tidak kembali hidup-hidup." 

Tidak hanya sesama prajurit yang ingin menyingkirkan Desmond, komandan Desmond juga ingin menyingkirkannya. Tidak ada yang percaya bahwa seorang prajurit tanpa senjata dapat berguna di dalam kompi infanteri. Mereka mencoba mengintimidasinya, memarahinya, memberinya tugas ekstra berat, dan menyatakan dia tidak layak secara mental untuk berdinas dalam Angkatan Darat. 

Kemudian mereka mencoba mengadilinya melalui pengadilan militer karena Desmond menolak perintah langsung atasannya untuk menggenggam senjata. Tetapi mereka gagal menemukan cara untuk mengusirnya, dan dia menolak untuk pergi. Dia percaya tugasnya adalah untuk mematuhi Kristus dan melayani negaranya. Desmond pun akhirnya diperbolehkan untuk menjadi seorang tenaga medis. 

Di dalam ajaran yang dianut Desmond, ia harus diharuskan untuk pergi ke gereja pada setiap hari Sabtu. Dia meminta izin mingguan agar dia bisa menghadiri gereja setiap hari Sabtu. Rekan-rekan prajuritnya iri melihat Desmond yang menurut mereka mendapat “perlakukan khusus” dan sama sekali tidak selaras dengan Angkatan Darat. Mereka mengucilkannya, menindasnya, mengolok-oloknya, dan mengutuknya. Komandannya juga membuat hidupnya sulit. 

Segalanya mulai berbalik ketika rekan-rekan prajuritnya menemukan bahwa Desmond yang pendiam dan sederhana ini memiliki cara untuk menyembuhkan lecet di kaki mereka yang lelah karena perjalanan. Dan jika seseorang pingsan karena sengatan panas, Desmond selalu ada disisinya, memberikan air minum pribadinya sendiri.

Desmond tidak pernah menyimpan dendam. Dengan kebaikan dan kesopanan yang lembut, dia memperlakukan mereka yang telah menganiaya dia. Perbuatan Desmond selaras dengan salah satu ayat yang berada di dalam alkitab, "Segala sesuatu yang kamu kehendaki supaya orang perbuat kepadamu, perbuatlah demikian juga kepada mereka. Itulah isi seluruh hukum Taurat dan kitab para nabi.” Matius 7:12. 

Pertempuran Guam - Wikimedia Commons 
Pertempuran Guam - Wikimedia Commons 

Desmond pertama kali bertempur di Guam, sebuah pulau terpencil di bagian Samudra Pasifik. Pertempuran Guam adalah pertempuran berdarah yang memakan banyak korban jiwa. Pertempuran ini bertujuan untuk mengambil kembali pulau Guam yang dikuasai Jepang pada saat itu. 

Pada hari pertama Desmond mendarat, seorang prajurit muda di dalam unitnya melihat sebuah pulpen terbaring di tanah. Prajurit itu langsung bergerak untuk mengambil pulpen tersebut. Sebelum prajurit lainnya dapat memperingatkan prajurit muda tersebut, pulpen tersebut meledak. 

Ternyata, pulpen yang diambil oleh prajurit muda tersebut sudah dirancang untuk meledak. Tubuh prajurit muda tersebut penuh darah, tangan dimana pena tersebut digenggam sudah tidak memiliki jari. D

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun