Semulia-mulia orang, adalah yang belajar Quran dan mengajar Quran. UAS menekankan itu untuk memotivasi para santri agar terus menghafal Quran.
Soal aqidah, UAS percaya seluruh jemaah adalah ahlussunah wal jamaah, dan itu amat penting, karena aqidah demikian dianut mayoritas umat Islam di dunia.
Pergerakan rumah tahfidz Quran ini di Padang Pariaman lumayan berkembang. Bahkan, gerakan seribu hafidz tiap tahun termasuk yang digelorakan Pemkab daerah ini.
Tiap tahun diberikan beasiswa bagi penghafal Quran, meski dalam jumlah yang tidak banyak.
Pesantren Tahfidz Darul Mustafa ini sudah punya hafiz 30 juz. Ya, tentu guru pesantren itu, yang menularkan ilmunya ke santri lain.
Sudah dua kali UAS ke Nagari Koto Dalam ini. Jemaah tetap bejibun, banjir dan membludak. Datang dari berbagai pelosok nagari, dan tentunya juga ada yang dari daerah tetangga.
Sepertinya, UAS punya manajemen yang bagus dalam kerumunan massa ini. Sebab, selesai tablig akbar, tak ada masalah, selain sedikit kemacetan di jalan tentunya.
Para jemaah yang didominasi kaum perempuan itu betah di tengah terik panas matahari, tenang mendengar ceramah UAS selama berlangsung. (ad)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H