Sayang, di zaman ketika pelaksanaan syariah nyaris dilupakan, kita seringkali terjebak pada kompromi fikih: membolehkan sesuatu hanya dari satu sisi aktivitas saja, tanpa melihat ada sisi kemungkaran yang mengiringi aktivitas tersebut. Gejala kompromi fikih ini, adalah buah dari diterapkannya sekulerisme oleh negara yang memberikan pandangan dikotomis antara kehidupan agama dan kehidupab dunia. Sekali lagi, penulis tidak hendak menghakimi niat baik dari Pak Kiayi dan siapapun yang consern terhadap penjagaan moral generasi muda. Hanya saja, alangkah baiknya jika nasehat tersebut bersifat menyeluruh, meninjau juga faktor-faktor lain dari acara-acara konser dan kontes. Wallahu a’lam.*
Penulis adalah pemerhati masalah sosial keagamaan
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI