Mohon tunggu...
Damae Wardani
Damae Wardani Mohon Tunggu... broadcaster, MC -

"Write to look for the meaning of life." Tinggal di http://jalandamai.com

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Siram Api Permusuhan dengan Air Kedamaian, Wujud Cinta Semen Indonesia untuk Negeri

15 Juli 2015   03:33 Diperbarui: 15 Juli 2015   03:33 276
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Apa itu Botanical Garden? Suatu lahan yang ditanami berbagai jenis tumbuhan yang ditujukan untuk keperluan koleksi, penelitian, dan konservasi di luar habitat. Selain untuk penelitian, kebun botani juga dapat berfungsi sebagai sarana wisata dan pendidikan bagi pengunjung. Satu telaga sudah menjadi pemusatan latihan atlet ski air Kabupaten Gresik, bahkan Jawa Timur dan nasional. Saat ini juga sedang dikembangkan program Polybag, Eco Ornamental Plant Tourism, Eco Fishery and Aq- uaculture Tourism,   dan masih banyak lagi.

*Selengkapnya ada di lampiran.

Ah, ya. Sebelum melewati Telaga Ngipik, masih di kawasan yang tak jauh dari situ, peserta diajak melihat area Waste To Zero. Proyek di atas lahan sekira 6 ha ini merupakan pengembangan teknologi di bidang energi terbarukan dengan memanfaatkan limbah sampah. Sampah kota yang diolah untuk dijadikan biomass mencapai kisaran 220 ton per hari yang didapatkan dari Kabupaten Gresik dan Tuban. Perusahaan juga memanfaatkan sampah untuk dijadikan pupuk organik dengan menggunakan mesin gilas buatan SMK Semen Gresik.

*Lebih lanjut tentang Waste To Zero, simak di sini:

Dari kawasan Telaga Ngipik dan Waste To Zero saja sudah membuat saya tersentak: bagaimana bisa wujud green industry sekeren ini justru dikecam akan menguras air, menggusur pertanian, dan merusak kota Rembang? Sungguh, fitnah lebih kejam dari pembunuhan!

----

Setelah melewati kemacetan panjang di ruas jalan Gresik-Tuban, sempat tersendat gegara keriuhan pengunjung di sebuah stadion Lamongan, ketiga koridor akhirnya bertemu di auditorium pabrik Semen Tuban, sekira jam 2 siang. Peluh lusuh langsung hilang begitu melihat kesegaran santap siang. *Hehehe

Sayangnya belum sempat makan, saya langsung bersiap-siap membuka acara. Padahal semula sudah bersantai ria karena cancel jadi MC. Tak apa. Semangat 45 langsung membara kalau sudah pegang mic.

Acara bertajuk Seminar dan Diskusi itu berlangsung sekira dua jam. Tentu, itu durasi yang sangat singkat untuk mengupas semua tentang Semen Indonesia. Bahkan termin tanya jawab terpaksa dipersingkat mengingat waktu kian senja. Setidaknya, dari dialog singkat itu bisa saya catat bahwa PT Semen Indonesia Persero Tbk yang sudah berdiri sejak 1951 ini, memiliki 3 pilar: profit (peningkatan kinerja keuangan), people (pemberdayaan masyarakt), dan planet (pelestarian lingkungan). Bukan hanya Semen Gresik saja, tapi perusahan ini sudah menjadi strategic holding dari Semen Padang, Semen Tonasa, juga Thang Long Cement Vietnam.

Untuk mewujudkan 3 pilar itu, salah satu usaha perusahaan adalah melaksanakan coorporate sosial responsibility, dengan 7 subjek inti: Tata kelola organisasi, Hak asasi manusia, Praktik ketenagakerjaan, Lingkungan, Praktik operasi yang adil, Isu konsumen, Pembangunan sosial dan ekonomi masyarakat. Point ke-4 (Lingkungan) inilah yang dikupas sepanjang tour keliling area pabrik, selepas acara di auditorium.

Dilengkapi pelindung kepala dan masker, peserta diajak menjelajah dipandu guide yang juga staff pabrik. Dengan ramah dan humoris, ia bercerita tentang strategi pengelolaan lingkungan PT Semen Indonesia. Strategi itu berupa:

  1. Melakukan pencegahan pencemaran
  2. Efisiensi dan konservasi sumber daya alam
  3. Penurunan efek pemanasan global dengan berkontribusi aktif dalam mendukung pengurangan gas rumah kaca

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun