Mohon tunggu...
Dalimi Said
Dalimi Said Mohon Tunggu... Editor - DAL

Senang berkorespondensi

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Ternyata Ada Misteri Gong Berantai di Tanjung Tanah Kerinci

27 Februari 2020   23:04 Diperbarui: 27 Februari 2020   23:08 2924
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
GONG MISTERI | rajinlah.id

Kunon katanya, menurut DR. (Hc) Yusuf Sagoro (2019) "Anggota DPRD Kabupaten Kerinci Zaman Orde Baru dan sekaligus Tokoh Masyarakat Desa Simpang Empat Tanjung Tanah Kecamatan Danau Kerinci, yang akrab disapa Zu Usot, ia menyebutkan bahwa kenapa dinamakan Gonh Berantea "Gong Berantai". 

Karena dikala Gonh Berantea "Gong Berantai" ini berbunyi..!, seolah-olah ada orang yang memainkannya atau memukulnya, dimana bunyinya pun tidak putus-putus (sambung menyambung) atau dengan irama bunyi yang disertai dengan gesekan rantai nan merdu, bahkan sampai berulang-ulang. Dan Gonh Berantea "Gong Berantai" ini berbunyi di waktu-waktu tertentu, misalkan ada perhelatan akbar dalam negeri seperti Kenduhi SKAO, ada Depati atau Raja yang meninggal, atau negeri dalam kondisi kekacauan "Paneah atau Panas" Bahasa Dusun Tanjung Tanah Kecamatan Danau Kerinci Kabupaten Kerinci.

Cerita ini sudah berabad-abad lamanya, sering diceritakan oleh para leluhur Dusun Tanjung Tanah lebih-lebih diwaktu Kenduri SKO, mengingat, Kenduri SKO di Wilayah Kedepatian Tigo Luhah Tanjung Tanah Kecamatan Danau Kerinci sebetar lagi akan dilaksanakan, setelah lima tahun lalu. Itu tergantung kepada petinggi dalam wilayah ini untuk jeli dan peka mengungkap misteri ini. Apakah menunggu Ulil Kuzok Jilid II...?, yang sebelum ini sudah berhasil menemukan KUUTT yang ditulis 700th silam. Dalam menanggapi sesuatu kita tidak boleh menghukumnya dengan menghadirkan atau mendatangkan  ahli-ahli arkiologi untuk meneliti keberadaan, fakta atau tidak masalah Misteri Tanggit ini "Kalu ini masih berlaku"..!! Jelas intelektual masyarakat bisa diukur oleh orang lain.

Saya yakin dan percaya, apa yang dibicarakan serta diceritakan oleh banyak orang memang benar terdapat dalam SKO. Jangan pernah sinis, kalau generasi sekarang masih sinis terhadap keberadaan Gonh Berantea "Gong Berantai", yang ada di Tanggit tersebut, mustahil SKO yang selama ini belum terungkap akan kembali ke pangkuan kita sebagai pewaris atau estapet dari leluhur terdahulu, lanjutnya Anggota DPRD 2 periode ini.

Tanggit lebih identik istilah Tangga yang mengarah ke sekubon di Dusun Tanjung Tanah, kalau dikaitkan dengan Bahasa Indonesia Tanggit sama halnya dengan tingkat, kaliber, peringkat, ambang, susun, tajuk, kelas, kadar, kedudukan, jenjang, dan pangkat.

Dahulu ditanggit ini terdapat sungai yang mengalir dari arah Ambai, Cupak, Simpang Empat terus ke Tanjung Tanah (sekitaran tebing dibawah tanggit tersebut) atau melewati depan rumah Depati Talam saat ini.

Kemungkinan Sungai ini dialih jalurnya sekitar tahun 1930 oleh Dusun tersebut. Menurut cerita orang tua terdahulu, di Tanggit ini ada tersimpan kandungan emas yang ukurannya mencapai sebesar kuda. Primif katanya, untuk mendapatkan emas tersebut haruslah menyiapkan, menyajikan atau mempersembahkan sesuatu untuk bangsa lelembut, persembahan tersebut sering disebut berupa tumbal. Tumbal ini digunakan untuk menghadiahkan kepada bangsa lelembut berupa anak perempuan bunting pertama serta dengan syarat harus menyekutukannya dan harus dilakukan dengan cara ritual khusus.

Sebenaarnya ritual mempersembahkan tumbal atau sesajen kepada makhuk halus atau jin yang dianggap sebagai penunggu atau penguasa tempat keramat tertentu adalah kebiasaan syirik yaitu menyekutukan Allah ta'ala dengan makhluk yang sudah berlangsung turun-temurun di masyarakat kita. 

Mereka meyakini makhluk halus tersebut memiliki kemampuan untuk memberikan kebaikan atau menimpakan malapetaka kepada siapa saja, sehingga dengan mempersembahkan tumbal atau sesajen mereka berharap dapat meredam kemarahan makhluk halus itu dan agar segala permohonan mereka dipenuhinya. Kebiasaan ini sudah ada sejak zaman jahiliyah sebelum Allah ta'ala mengutus RasulNya shallallahu 'alaihi wasallam untuk menegakkan tauhid dan memerangi kesyirikan dengan segala bentuknya.

Allah ta'ala berfirman, "Dan bahwasanya ada beberapa orang dari kalangan manusia meminta perlindungan kepada beberapa laki-laki dari kalangan jin, maka jin-jin itu menambah bagi mereka dosa dan kesalahan." (QS. Al-Jin: 6).

Artinya, orang-orang di zaman Jahiliyah meminta perlindungan kepada para jin dengan mempersembahkan ibadah dan penghambaan diri kepada para jin tersebut, seperti menyembelih hewan kurban sebagai tumbal, bernadzar, meminta pertolongan dan lain-lain. (Lihat kitab Tafsir Ibnu Katsir 4/550, Taisiirul Kariimir Rahmaan hal. 890, at-Tamhiid Li Syarhi Kitaabit Tauhiid hal. 317 dan kitab Hum Laisu Bisyai' hal. 4).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun