Mohon tunggu...
mohammad mustain
mohammad mustain Mohon Tunggu... penulis bebas -

Memotret dan menulis itu panggilan hati. Kalau tak ada panggilan, ya melihat dan membaca saja.

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Tirto Tersandung Hoaks Pelegalan Zina

18 Maret 2019   16:01 Diperbarui: 18 Maret 2019   16:12 2444
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Fakta yang ada menunjukkan pelaku penyebaran hoax pelegalan zina dan LGBT jika Jokowi-Ma'ruf menang pilpres, beragam. Kasus di Karawang misalnya, melibatkan emak-emak anggota relawan Pepes pendukung Prabowo-Sandi. 

Sementara yang berlatar belakang tokoh agama dan ada yang tercatat sebagai jurkam nasional BPN Prabowo-Sandi, ada nama Tengku Zulkarnain. Di Kalibaru, Banyuwangi, yang pidato di masjid dengan topik hoax serupa, juga seorang ustadz. Namanya Supriyanto. Kedua orang ini sudah minta maaf dan mencabut ucapannya.

Terakhir, seorang ketua DPP PAN yang jadi caleg di Dapil Banten II, Yandri Susanto dihujat rame-rame di medsos karena ada video berdurasi 30 detik yang memperdengarkan pidatonya, menyinggung upaya pelegalan LGBT juga. Dia bicara isu pelegalan LGBT itu dalam acara pelatihan saksi dan relawannya di Baros, Kabupaten Serang.

Yandri memang telah membantah bahwa dia menuduh seseorang, pihak, atau parpol yang akan melegalkan LGBT. Sayangnya video utuh pidatonya yang katanya satu jam itu tidak disertakan. Meskipun begitu, pembicaraan di video berdurasi 30 detik yang viral itu sudah membuktikan dia menggunakan isu pelegalan LGBT. 

Dari beberapa kasus itu, sulit untuk menyebut hoax pelegalan zina dan LGBT jika Jokowi-Ma'ruf menang pilpres itu sebagai kasus insidental. Melihat beragamnya latar belakang penyebar hoax itu, seolah membuktikan hoax sengaja disebar bukan lagi melibatkan orang per orang. Tujuannya jelas, menjatuhkan pasangan Jokowi-Ma'ruf.

Karena itulah, ketika tirto.id melakukan kesalahan dan meminta maaf, terkait meme yang menyudutkan KH Ma'ruf Amin tadi, saya teringat hal ini. Tentu wajar juga jika saya mempertanyakan intererest pribadi anggota tim tirto.id dalam perhelatan pilpres kali ini. Soal minta maaf sih wajar, Tengku Zulkarnain juga melakukan hal yang sama.

Terkait persoalan hoax pelegalan zina dan LGBT ini, meski para pelaku yang telah terungkap adalah para pendukung pasangan 02, saya tetap menghargai bantahan BPN Prabowo-Sandi bahwa mereka tidak menggunakan kampanye hitam. Mereka menyatakan ingin menang secara bermartabat. Itu pernyataan mereka saat kasus emak-emak Pepes dulu.

Walaupun, ada tanda juga karena ada juga anggota BPN yang membela ketiga anggota relawan Pepes itu, dengan menyebut ketiga emak itu tidak menyebar hoax. Mereka hanya mengungkapkan kekhawatiran. Khawatir kok disosialisasikan.

Saya sempat punya penilaian subjektif bahwa munculnya hoax pelegalan zina dan LGBT ini seperti "menggantikan" hoax tentang PKI yang pernah dilontarkan untuk mendiskreditkan Jokowi sejak Pilpres 2014 lalu. Isu PKI adalah isu yang sensitif juga yang bisa dengan cepat mempengaruhi sikap masyarakat kita yang terjajah secara emosional oleh perkara ini sejak Orba berkuasa.

(Sebenarnya kalau disebut "mengganti" dalam pengertian total atas hoax PKI itu tidak tepat juga. Sebabnya, hoax tentang PKI itu masih muncul di medsos dan masyarakat. Hanya saja, melihat Jokowi dan pendukungnya yang begitu gigih melawan hoax ini, akhirnya hoax PKI mungkin dinilai kurang efektif lagi sehingga dimunculkan hoax LGBT ini.)

Namun, bisa juga hoax pelegalan zina dan LGBT ini sebagai upaya miembelokkan isu yang sebelumnya marak terkait orientasi seksual, skandal seks, dan gaya hidup yang sempat menyasar kubu lawan politik Jokowi. Lihat saja betapa riuhnya saat beberapa akun di  medsos jika bicara isu ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun