Dengan jelas, meski tidak menggunakan kalimat langsung, Anas mengajari SBY bagaimana seharusnya bersikap atas demo itu. Meski demonstran beberapa kali dikirim ke rumahnya, Anas Urbaningrum tidak pernah mentwit di twitter. Anas mengakui bahwa demo ke rumah pribadi jelas tidak elok. Dia juga mendoakan agar SBY diberi ketenangan dan kesabaran.
Untuk memahami twit Anas ini memang harus membaca secara utuh twit SBY paska rumahnya di demo, Senin lalu. Inilah twitnya lewat akun S.B.Yudhoyono @SBYudhoyono:
Saudara-saudaraku yang mencintai hukum & keadilan, saat ini rumah saya di Kuningan "digruduk" ratusan orang. Mereka berteriak-teriak.
Kecuali negara berubah, Undang-Undang tak bolehkan unjuk rasa di rumah pribadi. Polisi juga tidak memberitahu saya.
Kemarin saya dengar, di Kompleks Pramuka Cibubur ada provokasi & ahitasi thd mahasiswa utk "Tangkap SBY".
Saya bertanya kpd Bapak Presiden & Kapolri, apakah saya tidak punya hak utk tinggal di negeri sendiri, dgn hak asasi yg saya miliki.
Saya hanya meminta keadilan. Soal keselamatan jiwa saya, sepenuhnya saya serahkan kpd Allah Swt.
Itulah konteks kultwit Anas untuk SBY itu. Dengan serangkaian cuitan SBY terkait demo di depan rumahnya itu, Anas menyatakan sudah beberapa kali demonstran dikirim ke rumahnya, saat SBY (yang mencintai hukum dan keadilan) menjabat jadi presiden. Â Tetapi, Anas tidak pernah mencuit di twitter, karena itulah yang seharusnya dilakukan.
Pada twit nomor pertama, Anas Urbaningrum secara tak langsung mengingatkan SBY, sikap bijak sebagai orang Jawa yang seharusnya dijalani yaitu "ngono yo ngono, ning ojo ngono", tidak "grusa-grusu sak karepe dewe". Inilah yang tidak dilakukan SBY saat rumahnya didemo mahasiswa.
Sementara pada twit nomor 2, Anas mengingatkan lewat sahabatnya Ma'mun Murod, bagaimaina waktu itu mereka dibayangi intel yang dikirim pihak yang panik. Dia juga menyentil, dengan menyebut bahwa "Tidak ada kekuasaan yg abadi. Â "Jaman iku owah gingsir". Karma akan terus bekerja.
Untuk memahami twit nomor 2 ini kita harus balik ke masa Anas masih belum dipenjara dan SBY masih menjabat presiden, tepatnya saat Partai Demokrat menggelar KLB di Bali. Saat itu, tepatnya 28 Maret 2013, Anas datang ke Bali, menjenguk ibu sahabatnya Pasek Suardika yang sedang sakit. Saat itu secara terang-terangan ada aparat yang mengkutitnya, bahkan mendatangi rumah ibu Pasek. Dan ini berlangsung terus selama Anas dan istrinya berada di Bali.