Dalam kitab Fatuhul Ghaib pada Risalah 6 beliau telah menutur nasehat tentang Ilmu Hikmah, penjelasan beliau dalam pasal ini sangatlah detail untuk kita pahami,, dengan menghindari diri dari orang2 yang mengabaikan perintah Allah, dan menghindari diri dari nafsu yang menjauhi perintah Allah,, serta menjauhi diri dari kehendak yang mengakibatkan jauh dari Allah, dengan demikian barulah pantas menerima Ilmu Allah Swt,.
Tanda2 diri yang telah menghindari orang yang melalaikan perintah Allah adalah memutuskan hubungan dan membebaskan pikiran dari mereka, tanda2 diri yang telah menghindari nafsu yang menjauhi Allah adalah jika telah berusaha untuk membuang kepentingan dunia,, dan tidak melakukan sesuatu karena kepentingan diri sendiri saja tetapi untuk umat atau orang banyak, serta tidak bergantung kepada diri sendiri tetapi harus bergantung kepada Allah yang memelihara dan menjaga segalanya,, baik itu sejak dalam kandungan maupun dalam keadaan bayi,.
Sedangkan tanda2 diri yang menjauhi kehendak yang mengakibatkan jauh dari Allah adalah jika tidak lagi mempersiapkan kebutuhan diri sendiri, tidak memiliki tujuan apa2 dan tidak pula mempunyai kebutuhan lain,, sungguh tujuan dan kebutuhan yang sesungguhnya adalah kepada Allah, dengan begitu maka terlihatlah segala perbuatan Allah begitu juga kehendak serta perbuatan Allah terlihat nyata,, sehingga hati tenang pikiran luas wajah bersih dan berseri2 karena cahaya Allah serta jiwapun bertambah subur menerima Ilmu Allah,.
Jika telah berhubungan dengan Allah maka Dia yang akan menggerakkan dan memanggil untuk mengajarkan, bahkan Dia memberikan pakaian berupa cahaya dan kerohanian serta menaikan derajat kepada yang tinggi layaknya orang 'Alim terdahulu,, sehingga hati akan bertambah lunak serta nafsu dan kehendak diri akan hancur bagaikan bejana pecah yang tidak berisi air setetespun, hal ini karena diri telah kosong dari prilaku manusiawi dan tidak menerima kehendak kecuali kehendak Allah semata, maka barulah Dia akan memberikan sebuah karunia berupa keramat2 serta ilmu pengetahuan dan perkara yang luar biasa atas kehendak Allah Swt,.
Maka dari itu jadikanlah diri ini ke dalam golongan orang2 yang lunak hatinya dan orang2 yang telah menghilangkan nafsu yang bersifat kebinatangan seperti tamak dan lainnya, dengan begitu barulah diri ini mampu menerima sifat ke Tuhanan yang Maha Tinggi,, sebagaimana firman Allah bahwa Dia bersama orang2 yang telah melunakkan hatinya karena Dia, dan Dia tidak akan menyertai orang2 yang keras hati dan orang2 yang selalu memperturutkan nafsu dan kehendaknya sendiri,, tetapi jika semuanya telah hancur dan luluh maka barulah pantas diri ini bersama Allah dan Dia akan menjadikan diri ini sebagai orang baru yang dilengkapi dengan tenaga dan kehendak yang baru, tetapi jika diri ini ego walau sedikit maka Allah hancurkan ego itu agar diri ini kosong kembali seperti semula,.
Sebagaimana firman Allah bahwa Hamba-Nya yang taat senantiasa memohon untuk dekat kepada-Nya melalui sholat sunat, sehingga jadikan ia sebagai wali-Nya dengan menjadikan telinganya mendengarkan yang luar biasa dan menjadikan matanya yang melihat peristiwa luar biasa,, pendeknya semua anggota tubuh Allah jadikan untuk sesuatu yang luar biasa karena ia telah menghapuskan dirinya yang disebut dengan fana, sehingga ia tidak merasa takut sedikitpun kecuali hanya kepada Allah semata dan sekalipun ada kejahatan makhluq berarti itu atas kehendak Dia untuk menguji,.
Bahkan ia menjadi titik tumpuan atas segala kebaikan dan keberkahan serta kebahagiaan dan keselamatan maupun cahaya ataupun keamanan, oleh karena itu fana merupakan tujuan dari semua Wali Allah dengan memohon kepada Allah agar tidak ada kehendaknya kecuali kehendak Allah,, andaikan ia lupa sehingga membuat emosi atau takut kepada selain Allah atau lagi dirinya ego maka Allah sadarkan ia kembali dari kesalahan2 tersebut, sehingga dengan demikian mereka dapat kembali memohon Ampun kepada Allah dan meminta perlindungan dari sifat manusiawi serta kembali kepada fana,.
Nashihah Ustadz Muhammad Yusuf al-Minangkabawi Min Kitabul Fatuhul Ghaibi Fii Risalatul Sadisah
---------------------------------
 SHARE ALL GROUP
Pembahasan Sebelumnya Risalah 5