Krisis Opioid: Meningkatnya Epidemi Kecanduan dan Overdosis
Bagaimana Informasi yang Salah dan Keserakahan Memicu Krisis Opioid
Sejak pertengahan tahun 1990-an, Amerika Serikat telah bergulat dengan masalah parah yang dikenal sebagai krisis opioid. Krisis ini mengacu pada peningkatan yang mengkhawatirkan dalam jumlah orang Amerika yang menyalahgunakan atau menjadi kecanduan opioid.Â
Opioid adalah kelas obat tertentu yang bekerja dengan memblokir reseptor dalam sel saraf untuk menghilangkan rasa sakit. Opioid dapat berasal dari sumber alami, seperti bunga opium poppy, atau diproduksi secara sintetis di laboratorium.
Berbagai opioid telah disetujui untuk penggunaan medis, termasuk kodein, morfin, hidrokodon, oksikodon, dan hidromorfin. Fentanil, opioid lain, terutama digunakan sebagai obat bius dan kadang-kadang diresepkan untuk manajemen nyeri yang parah. Namun, opiat terlarang seperti heroin dan carfentanil sebagian besar diedarkan melalui cara-cara ilegal.
Salah satu alasan utama mengapa opioid sangat rentan terhadap penyalahgunaan dan kecanduan adalah karena kemampuannya menghasilkan efek euforia. Hal ini menyebabkan peningkatan risiko pengembangan gangguan penggunaan opioid (OUD). Karena tubuh pengguna dengan cepat membangun toleransi terhadap dosis rendah, mereka membutuhkan jumlah opioid yang lebih tinggi dan lebih tinggi untuk mencapai efek yang diinginkan.
Di samping faktor fisiologis, faktor neurologis juga ikut berperan, yang mengakibatkan ketagihan yang berlebihan bahkan setelah penggunaan jangka pendek. Bahaya dosis opioid yang tinggi tidak boleh diremehkan, karena dapat menekan sistem pernapasan dan detak jantung pengguna, yang berpotensi menyebabkan konsekuensi fatal.Â
Selain itu, individu yang menghentikan asupan opioid secara tiba-tiba rentan terhadap gejala putus zat yang intens, yang dapat mendorong mereka untuk mencari alternatif yang terlarang.
Menurut Administrasi Penyalahgunaan Zat dan Layanan Kesehatan Mental (SAMHSA), sekitar 2,7 juta orang Amerika dilaporkan memiliki OUD pada tahun 2020. Yang mengkhawatirkan, data dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) mengungkapkan bahwa overdosis terkait opioid menyumbang 75 persen dari semua kematian akibat overdosis obat di negara itu pada tahun itu. Di antara lebih dari 68.000 kematian akibat overdosis yang melibatkan opioid, 82 persen di antaranya melibatkan opioid sintetis, seperti fentanil.
Singkatnya, krisis opioid merupakan epidemi kecanduan dan overdosis yang terus berkembang di Amerika Serikat. Penyalahgunaan opioid yang meluas, baik yang diresepkan maupun yang terlarang, telah menyebabkan sejumlah besar orang Amerika menderita gangguan penggunaan opioid.Â