Mohon tunggu...
Dailymonthly
Dailymonthly Mohon Tunggu... Freelancer - Just Another Blog

Budayakan Membaca Dailymonthly | Prima H. I have been writing for over 10 years. I have written on various topics such as politics, technology, and entertainment. However, my true passion lies in writing about comprehensive analysis and from various points of view. I believe that writing from multiple perspectives allows me to explore my subjects, settings, and moral gray areas from a wider variety of perspectives, which sustains complexity and keeps the reader interested. I have written several articles on this topic and am considered an expert in the field.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Route 66: Jalan Penuh Kenangan, Impian, dan Semangat yang Tak Lekang oleh Waktu

20 Mei 2023   19:54 Diperbarui: 20 Mei 2023   20:00 726
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Secara realistis, kota-kota kecil di sepanjang Route 66 ini seharusnya telah menyerah pada reklamasi gurun. Seperti halnya manusia, kota-kota ini lahir, berkembang, dan akhirnya menghilang. Namun, orang-orang seperti Angel Delgadillo, Ray, dan Mildred Barker berjuang untuk mempertahankan kota-kota ini agar tetap hidup. Melalui upaya mereka untuk menetapkan Rute 66 sebagai jalan raya bersejarah, mereka membujuk para pengembara seperti David untuk menjauh dari jalan raya yang tidak personal dan membenamkan diri mereka dalam esensi Amerika yang lebih awal. David merasa bersyukur atas para penjaga Route 66 ini.

Mendekati akhir Route 66 di Arizona, dekat tebing yang menghadap ke Sungai Colorado, David berhenti sejenak di tengah kesunyian dan panas terik. Hanya fondasi batu dari Jembatan Red Rock tua yang tersisa, yang berfungsi sebagai pengingat akan penyangga rel kereta api pertama yang melintasi bentangan Colorado ini. Jembatan Trails Arch yang terbuat dari baja, yang pernah menjadi tempat migrasi penuh harapan bagi sekitar 300.000 orang Okie ke California, telah lenyap dan dialihfungsikan sebagai penopang pipa gas alam. Tidak ada penanda atau plakat yang menceritakan kisah perjalanan bangsa yang penuh kegelisahan di sepanjang rute bersejarah ini. Namun, sebuah bentang lebar baru, bagian dari I-40, membentang di seberang sungai, ramai dengan arus mobil dan truk yang terus menerus, menjadi pengingat yang jelas akan betapa waktu telah berubah.

David merefleksikan sifat transformatif dari Route 66, baik untuk dirinya sendiri maupun untuk orang lain yang tak terhitung jumlahnya yang pernah melintasi jalan tersebut. Itu adalah jalan yang menyimpan kenangan, tantangan, dan impian, yang menghubungkan orang-orang dari berbagai latar belakang dan budaya. Route 66 melambangkan kerinduan akan petualangan dan pengejaran kehidupan yang lebih baik, jalan yang mengubah orang Timur menjadi orang Barat, pengembara menjadi penjelajah.

Saat David duduk di sana, merenungkan arti penting dari jalan raya legendaris ini, dia tidak bisa tidak merasakan penghargaan yang mendalam bagi mereka yang telah berjuang untuk melestarikan warisannya. Rute 66 mungkin telah memudar dalam sejarah di banyak tempat, tetapi semangatnya tetap hidup melalui upaya orang-orang seperti Angel Delgadillo, Ray, Mildred Barker, dan Bob Waldmire, yang menghembuskan kehidupan ke sudut-sudut yang terlupakan dan mengingatkan para pelancong akan pesona jalan yang tak lekang oleh waktu.

Dengan rasa syukur yang baru dan hati yang penuh dengan kenangan, David mengucapkan selamat tinggal pada Route 66. Perjalanan di sepanjang jalan ikonik ini telah berakhir, tetapi kenangannya akan selamanya terukir dalam benaknya dan ingatan kolektif mereka yang pernah melewati jalan berliku tersebut. Saat dia melewati ke jalan raya modern, David membawa semangat petualangan dan gema dari era lampau, yang selamanya diubah oleh pengalamannya di Route 66.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun