Mohon tunggu...
Dailymonthly
Dailymonthly Mohon Tunggu... Freelancer - Just Another Blog

Budayakan Membaca Dailymonthly | Prima H. I have been writing for over 10 years. I have written on various topics such as politics, technology, and entertainment. However, my true passion lies in writing about comprehensive analysis and from various points of view. I believe that writing from multiple perspectives allows me to explore my subjects, settings, and moral gray areas from a wider variety of perspectives, which sustains complexity and keeps the reader interested. I have written several articles on this topic and am considered an expert in the field.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Budaya Kecantikan di Indonesia: Bagaimana Media dan Pemasaran Membentuk Standar dan Ekspektasi Kecan

20 Mei 2023   13:10 Diperbarui: 22 Juni 2023   00:05 855
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Secara keseluruhan, standar kecantikan tampaknya berkembang untuk mendukung keragaman ras, usia, dan tipe tubuh yang lebih besar. Sebuah studi tahun 2017 yang diterbitkan di JAMA Dermatology membandingkan 50 Orang Tercantik di Dunia versi tahunan People dari tahun 1990 dan 2017 dan menemukan penurunan representasi perempuan berkulit putih dan peningkatan representasi perempuan yang lebih tua dan berkulit gelap. Meskipun perluasan norma kecantikan secara umum dipandang sebagai kemajuan, beberapa ahli mempertanyakan sejauh mana perubahan ini merupakan tanda definisi kecantikan yang semakin inklusif. Sebagai contoh, beberapa kritikus memandang kemunculan cita-cita atletis sama bermasalahnya dengan cita-cita ketipisan, dengan menyatakan bahwa hal tersebut menggantikan satu standar yang tidak dapat dicapai dengan standar lainnya dan hanya menciptakan cara baru bagi perempuan untuk gagal.

Di Indonesia, di mana penggunaan media sosial sangat tinggi di antara 276 juta penduduknya, produk kecantikan sering kali dipasarkan melalui platform digital seperti Instagram, YouTube, TikTok, Shopee Live, dan lainnya. Dengan banyaknya orang Indonesia yang meninggalkan jejak digital mereka di platform media sosial, bisnis eCommerce dihadapkan pada peluang pemasaran media sosial yang sangat besar, baik dalam bentuk kegiatan pemasaran organik maupun berbayar melalui pemasaran viral, iklan berbayar, pemasaran influencer, dan masih banyak lagi.

Minat yang tinggi terhadap media sosial dan produk kecantikan ini juga telah mendorong popularitas produk kecantikan Korea di Indonesia, terutama sheet mask. Menurut penelitian Rakuten Insight pada tahun 2019 yang menemukan bahwa dari orang Indonesia yang menggunakan produk kecantikan Korea, 39% di antaranya menemukan informasi tersebut dari influencer kecantikan di media sosial.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun