Terlepas dari ritme yang berbeda, kedua cara hidup ini mencerminkan hubungan yang mendalam antara suku Kazak dengan tanah. Bagi mereka yang tetap nomaden, domba-domba mereka menjadi penunjuk jalan, sementara bagi mereka yang menetap, tanah masih memiliki makna dan nilai.Â
Namun, kedua cara hidup ini juga berada di bawah tekanan dari berbagai tantangan dan konflik yang melanda Xinjiang dan masyarakatnya. Mereka menghadapi degradasi lingkungan, marjinalisasi ekonomi, asimilasi budaya, dan represi politik dari pihak berwenang Tiongkok, yang memandang mereka sebagai ancaman potensial terhadap keamanan nasional dan keharmonisan sosial. Beberapa orang telah melarikan diri ke negara-negara tetangga atau mencari suaka di luar negeri, sementara yang lain menolak atau beradaptasi dengan perubahan di tanah air mereka.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H