sumber : masjidagungserang.go.id  (tarawih di barisan muslimah)Â
RAMADHAN - Pasca penetapan dari Mentri Agama RI bahwa 1 Ramadhan 1444 Hijriyah/ 2023 jatuh pada hari Kamis tanggal 23 Maret 2023, Â menjelang pukul 19.00 WIB hampir semua Masjid dan Mushalla di Indonesia dipenuhi jama'ah sholat Isya dan tarawih.
Fenomena penuhnya Masjid dan Mushalla oleh jama'ah sholat isya dan tarawih terjadi di desa dan di kota sejak dahulu kala, entah sejak kapan umat  Islam membudayakan melakukan aktivitas semacam ini?. Apa gerangan alasan mereka melakukannya?
Penetapan 1 Ramadhan 1444 Hijriyah ini dilakukan pada tanggal 29 Sya'ban hari ini bertepatan dengan hari Rabu 22 Maret 2023 dengan serangkaian kegiatan mulai dari pengamatan dengan teleskop (teropong bintang) di ratusan titik se-Nusantara, lalu ditetapkan dalam sidang Isbat.
Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas mengumumkan penetapan 1 Ramadhan 1444 Hijriyah ini di Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Jakarta, dihadiri anggota DPR RI komisi Keagamaan dan Haji, para pengurus pusat Ormas Islam, dan para pihak terkait.
Sidang Isbat dimulai ba'da Ashar atau pukul 16.00 WIB sampai selesai, kali ini hampir semua ketua-ketua ormas Islam yang ada di Indonesia menghadiri undangan penetapan 1 Ramadhan 1444 Hijriyah termasuk Muhamadiyah ikut hadir meskipun sudah menetapkan 1 Ramadhan 1444 Hijriyah pada tanggal 23 Maret 2023.
Ormas Muhamadiyah  menggunakan metode hisab atau perhitungan kalender Hijriyah (berdasarkan revolusi Bulan terhadap Bumi) tanpa memakai ru'yat lagi. Menurut pendapat zumhur ulama kedua metode penetapan 1 Ramadhan tersebut dibenarkan dalam Islam.
Dengan diketuk Palu dan disahkannya 1 Ramadhan 1444 Hijriyah hingga jelang Magrib, maka seluruh umat Islam di Nusantara jelang adzan Isya berbondong bonding mendatangi Masjid dan Mushalla untuk menunaikan sholat Isya dan tarawih berjama'ah.
Sebagaian umat Islam yang memenuhi Masjid dan Mushalla saat dikonfrmasi oleh penulis mengapa mereka memenuhi Masjid dan Mushalla?
Sebagaian ada yang menjawab  karena memang dari semenjak mereka kecil ini sudah biasa dilakukan atau telah jadi budaya tahunan bahwa pada awal Ramadhan mereka terbiasa sholat Isya dan tarawih ke Masjid atau Mushalla terdekat.
Orang tua membawa anak-anaknya ke Masjid atau Mushalla, anak laki-laki ikut Ayahnya, di barisan Pria, sedangkan anak perempuan ikut ibunya di shaf  wanita. Masjid dan Mushalla seperti kekecilan pada awal Ramadhan, namun ini tak bertahan lama, dalam sepekan akan surut hingga 50 Prosennya.
Selain alasan karena sudah budaya memenuhi Masjid dan Mushalla pada awal Ramadhan, alasan lain karena ingin tarawih saja di Masjid selagi sehat dan sempat, belum tentu besok atau lusa bisa ikutan, selagi sehat dan kuat maka sholat tarawihnya di Masjid.
Alasan lain dari beberapa pengurus DKM karena pahala sholat berjama'ah di Masjid atau Mushalla 27 kali lipat dari sholat sendirian di rumah. Apalagi ini bulan Ramadhan yang pahalanya lebih baik dari 1.000 bulan.
Semoga alasan yang dibuat sebagian jama'ah Isya yang sholat di Masjid atau Mushalla di dekat rumahnya masing-masing  bisa dijaga dan dipertahankan hingga akhir Ramadhan.Â
Bahkan akan lebih hebat lagi jika terus dilanjutkan pada bulan Syawal dan seterusnya, sehingga Masjid dan Mushalla akan terus dipadati jama'ah. Â ***
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H