Mohon tunggu...
Dail Maruf
Dail Maruf Mohon Tunggu... Guru - Ketua Yayasan Semesta Alam Madani Kota Serang

Guru pembelajar, motivator, dan penulis buku dan artikel

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Rahasia Panjang Usia Abahku M.Nur

5 Februari 2023   17:08 Diperbarui: 5 Februari 2023   17:12 499
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pulang sebulan sekali ke rumah orang tuanya, tak dibekali uang, karena bapaknya abah Nur memang tak bekerja dan hasil pertanian pun tak bisa diandalkan. Untunglah Ibunya pekerja keras dan selalu menumbuk padi, berasnya ia siapkan untuk putranya berangkat ke Pondok Pesantren, bekal yang utama bagi abah Nur adalah doa dari ibunya.   

Meski sekolah dan mondok dengan bekerja, prestasi abah Nur sangat membanggakan. Selalu peringkat pertama, dan buahnya ia lulus terbaik dari PGA 6 tahun. Karena paling menonjol dari sekian santri, beliau diangkat aisisten Pak Kiyai dan diberi penghargaan SK PNS sebagai guru agama dan ditugaskan mengajar di almamaternya.

Sebagian gaji abah Nur dibelikan beras untuk kebutuhan makan adik-adiknya yang masih masa pertumbuhan. Bahkan uang pun ia berikan kepada Ibunya untuk beli lauk pauk bulanan. Hal ini terus ia lakukan hingga ibunya kembali ke alam akhirat.  

Adik-adinya ia Sekolahkan hingga berhasil menjadi PNS  sebagai guru yaitu 2 adiknya yang pangais bungsu dan bungsu sudah dianggap seperti anaknya. Hingga menikah pun semua biaya diberkan oleh abah Nur. Begitu belanya beliau kepada keluarga, dan tak mengharapkan balas budi dari semua kebaikan yang dilakukannya.

Hal istimewa lainnya yang menjadi kebiasaan abah Nur adalah sangat mudah membantu orang  lain yang kesusahan. Tak pernah pikir panjang, jika ada yang bisa diberikan untuk membantu maka segera dilakukan.

Moto hidupnya dalam berbuat baik adalah "tak akan mencapai puncak kebaikan, sehingga memberikan apa yang paling disayangnya". Banyak bukti yang saya saksikan bahwa abah Nur memang mengamalkan moto hidupnya.

Bila istrinya memnelikan baju baru, baik Koko maupun Kemeja bagus atau sandal kulit, pasti secara manusiawi kita akan menjadikan pakaian baru tesebut sebagai kesayangan. Bagi Abah Nur biasa saja, bahkan jika tiba-tiba datang tamu, lalu ia melihat terus ke kemeja baru atau sandal barunya, maka saat ia pamit, abah Nur akan bilang : " tunggu sebentar ya  !"

Rupanya ia buka dang anti dengan baju lama, dan kemeja atau sandal lukitnya dibungkus dan diberikan pada tamunya sebagai hadiah atau oleh-oleh. Bukan sekali atau dua kali hal ini dilakukan abah Nur, bahkan seumur hidupnya.

Istria tau anak-anaknya yang membelikan pun tak bisa berbuat apa-apa. Sempat adik saya membelikan sandag brendeed di atas 1 juta, belum 3 bulan datang tamu saat ngobrol matanya melihat ke arah sandal tersebut, abah Nur Bertanya : " Sandal pak Anwar nomor berapa?".

Sewtelah dijawab nomor 40, saat pak Anwar pamitan, abah Nur bilang, Saya mencari sandal yang merek pa Anwar pakai di pasar tak ketemu, tadi saya tanya nomor sandal bapak ternyata sama. Bolehkah kita tukaran saja sandalnya.  Sambil terkekeh kegirangan pak Anwar basa basi : " jangan pak haji, sandal bapak mah mahal".

Abah bilang : " gaka apa-apa, saya mah sukanya sandah merek pak Anwar" sudah ya kita tukaran saja. Itulah salah satu sifat abah Nur yang saya ketahui, dimana ia gemar memberikan barang-barang miliknya kepada orang yang sangat menginginkannya. Meskipun barang tersebut baru dan kesayangannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun