Mohon tunggu...
DAHLAN SYUKUR
DAHLAN SYUKUR Mohon Tunggu... Guru - Guru / Mahasiswa

Saya seorang Operator pada satuan pendidikan islam di salah satu kota di NTT

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Penerapan Model Pembelajaran Picture And Picture untuk Meningkatkan Minat Belajar Siswa Pada Pembelajaran Aqidah Akhlak Kelas V di MIS Fathul Mubin

26 Agustus 2024   08:20 Diperbarui: 26 Agustus 2024   08:35 111
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

PENDAHULUAN

 

Pendidikan adalah salah satu sarana utama dalam membentuk karakter dan moral siswa, khususnya dalam mata pelajaran Aqidah Akhlaq. Mata pelajaran ini tidak hanya bertujuan untuk memberikan pengetahuan agama kepada siswa, tetapi juga untuk membentuk perilaku dan sikap yang sesuai dengan nilai-nilai Islam. Namun, dalam kenyataannya, banyak siswa yang kurang berminat dalam mengikuti pelajaran Aqidah Akhlaq. Hal ini terlihat dari rendahnya partisipasi siswa dalam kelas serta kurangnya antusiasme mereka dalam mengerjakan tugas-tugas yang diberikan.

Pendidikan merupakan salah satu aspek penting dalam pembentukan karakter dan moralitas individu, termasuk dalam pembelajaran Aqidah Akhlak. Minat belajar siswa memainkan peran krusial dalam proses pembelajaran, karena minat yang tinggi dapat meningkatkan keterlibatan siswa dan pemahaman terhadap materi pelajaran. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi pengaruh model pembelajaran Picture and Picture terhadap minat belajar siswa pada mata pelajaran Aqidah Akhlak di kelas V MIS Fathul Mubin Namosain Kota Kupang.

Berdasarkan observasi awal dan data yang diperoleh dari MIS Fathul Mubin Namosain Kota Kupang, ditemukan bahwa minat belajar siswa terhadap mata pelajaran Aqidah Akhlaq berada pada tingkat yang mengkhawatirkan. Banyak siswa yang menganggap mata pelajaran ini membosankan dan sulit dipahami karena metode pengajaran yang kurang menarik. 

Pendapat ahli pendidikan, seperti yang diungkapkan oleh Suparno (2010), menyatakan bahwa penggunaan metode pembelajaran yang monoton dapat mengakibatkan rendahnya minat belajar siswa. Jika masalah ini dibiarkan, konsekuensi negatifnya adalah siswa akan memiliki pemahaman yang kurang mendalam tentang nilai-nilai Aqidah Akhlaq, yang pada gilirannya dapat mempengaruhi pembentukan karakter mereka secara keseluruhan.

Model pembelajaran Picture and Picture dipilih karena kemampuannya dalam memanfaatkan gambar sebagai media pembelajaran yang dapat meningkatkan pemahaman siswa terhadap konsep-konsep abstrak. Teori-teori belajar kognitif, pembelajaran visual, dan motivasi belajar menjadi landasan teoritis yang mendukung penggunaan model pembelajaran ini. Beberapa penelitian terdahulu juga telah menunjukkan efektivitas model Picture and Picture dalam meningkatkan minat belajar dan keterlibatan siswa.

Dengan memperhatikan gap penelitian yang masih ada, terutama pada tingkat pendidikan dasar dan khususnya kelas V, serta kekurangan penelitian yang fokus pada pengukuran minat belajar secara spesifik, penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi yang berharga dalam memahami dampak penerapan model pembelajaran Picture and Picture terhadap minat belajar siswa. Tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk mengevaluasi apakah model pembelajaran Picture and Picture secara signifikan dapat meningkatkan minat belajar siswa pada mata pelajaran Aqidah Akhlak.

Salah satu solusi yang bisa ditawarkan untuk mengatasi masalah ini adalah dengan menerapkan model pembelajaran yang lebih menarik dan interaktif. Model pembelajaran Picture and Picture merupakan salah satu metode yang menggunakan gambar sebagai media utama dalam proses belajar mengajar. 

Metode ini dapat membantu siswa untuk lebih mudah memahami materi melalui visualisasi, yang pada akhirnya dapat meningkatkan minat belajar mereka. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji efektivitas penerapan model pembelajaran Picture and Picture dalam meningkatkan minat belajar siswa kelas V di MIS Fathul Mubin Namosain Kota Kupang. Dengan demikian, diharapkan hasil penelitian ini dapat memberikan kontribusi dalam upaya meningkatkan kualitas pembelajaran Aqidah Akhlaq serta minat belajar siswa pada umumnya.

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pemahaman yang lebih mendalam tentang pentingnya model pembelajaran yang inovatif dalam meningkatkan minat belajar siswa, serta memberikan rekomendasi bagi praktisi pendidikan dalam merancang strategi pembelajaran yang efektif dan menarik bagi siswa.

Metode Penelitain

 

Desain Penelitian :

Penelitian ini menggunakan desain eksperimen dengan kelompok kontrol. Satu kelas diidentifikasi sebagai kelompok eksperimen yang akan menerima pembelajaran menggunakan model Picture and Picture, sementara satu kelas lainnya sebagai kelompok kontrol yang akan menerima pembelajaran konvensional. Pendekatan ini dipilih untuk memungkinkan perbandingan langsung antara efektivitas model pembelajaran Picture and Picture dengan metode konvensional dalam meningkatkan minat belajar siswa.

Subjek Penelitian: 

Subjek penelitian terdiri dari siswa kelas V di MIS Fathul Mubin Namosain Kota Kupang. Total jumlah subjek penelitian adalah 60 siswa, dengan 30 siswa dalam kelompok eksperimen dan ZZ siswa dalam kelompok kontrol. Pemilihan subjek dilakukan secara acak untuk menghindari bias dalam penelitian.

Instrumen Pengumpulan Data:

Data minat belajar siswa dikumpulkan menggunakan kuesioner yang telah divalidasi sebelumnya. Kuesioner dirancang untuk mengukur tingkat minat belajar siswa sebelum dan setelah penerapan model pembelajaran Picture and Picture. Selain itu, observasi langsung dan wawancara juga dilakukan untuk mendapatkan pemahaman yang lebih mendalam tentang keterlibatan siswa selama proses pembelajaran.

Prosedur Penelitian :

Identifikasi subjek penelitian dan pembagian kelompok eksperimen dan kontrol.

Pengumpulan data awal mengenai minat belajar siswa sebelum penerapan model pembelajaran.

Implementasi model pembelajaran Picture and Picture dalam kelompok eksperimen.

Pembelajaran konvensional dilakukan dalam kelompok kontrol.

Pengumpulan data minat belajar siswa setelah penerapan model pembelajaran.

Analisis data untuk mengevaluasi perbedaan dalam minat belajar antara kedua kelompok.

Analisis Data : 

Data yang terkumpul akan dianalisis menggunakan metode statistik deskriptif dan inferensial untuk mengevaluasi efektivitas model pembelajaran Picture and Picture dalam meningkatkan minat belajar siswa. Analisis data akan dilakukan dengan bantuan perangkat lunak statistik seperti SPSS.

Penelitian ini akan dilaksanakan dengan memperhatikan etika penelitian dan keamanan subjek penelitian. Semua data akan diperlakukan secara rahasia dan hanya digunakan untuk keperluan penelitian ini.

HASIL PENELITIAN

Model Pembelajaran Picture and Picture

Pengertian

Model pembelajaran Picture and Picture adalah metode pembelajaran yang menggunakan gambar sebagai media utama untuk membantu siswa memahami materi pelajaran. Gambar-gambar tersebut digunakan secara berurutan untuk memudahkan pemahaman konsep atau proses tertentu. Metode ini memanfaatkan kekuatan visualisasi untuk meningkatkan keterlibatan dan minat siswa, serta membantu mereka menghubungkan informasi secara lebih efektif.

Yatim Riyanto (2010:278) mengatakan model pembelajaran Picture and Picture adalah strategi pembelajaran yang dibuat dengan menyajikan gambar yang disusun acak kemudian menyuruh siswa untuk mengurutkan gambar tersebut menjadi susunan yang logis dan sistematis.

Kelebihan

Setiap model pembelajaran memiliki kelebihan dan kekurangan masing- masing. Menurut Istarani (2011: 8) kelebihan model pembelajaran picture and picture adalah sebagai berikut :

Materi yang diajarkan lebih terarah karena pada awal pembelajaran guru menjelaskan kompetensi yang harus dicapai dan materi secara singkat terlebih dahulu.

Siswa lebih cepat menangkap materi ajar karena guru menunjukkan gambar-gambar mengenai materi yang dipelajari.

Dengan menganalisa gambar, dapat mengembangkan daya nalar siswa untuk berfikir logis.

Dapat meningkatkan tanggung jawab siswa sebab guru menanyakan alasan siswa mengurutkan gambar.

Pembelajaran lebih berkesan sebab siswa dapat mengamati langsung gambar yang telah dipersiapkan oleh guru.

Sedangkan Menurut Santosa (2011:25), kelebihan model pembelajaran picture and picture, antara lain: 1) memudahkan siswa untuk memahami materi pelajaran, 2) melatih siswa berpikir logis dan sistematis, 3) siswa cepat tanggap atas materi yang diberikan oleh guru, 4) siswa dapat menyelesaikan perintah guru sesuai dengan petunjuk yang ada pada gambar-gambar yang diberikan, 5) siswa lebih konsentrasi serta asyik karena berkaitan dengan permainan yaitu bermain gambar, 6) adanya kompetisi antar kelompok dalam menyusun gambar yang telah disiapkan guru, 7) mengembangkan motivasi untuk belajar lebih baik.

Kekurangan

Menurut Hamdani (2011: 89), model pembelajaran picture and picture memiliki kekurangan, yaitu memakan banyak waktu dan banyak siswa yang pasif. Untuk menghindari kekurangan tersebut, maka Hamdani menyarankan agar perencanaan pembelajaran picture and picture disusun dengan baik dan memaksimalkan kelebihan-kelebihan dari model pembelajaran dalam pembelajaran menulis narasi.

Sementara kekurangan model pembelajaran picture and picture menurut Istarani (2011: 9) diantaranya :

Sulit menemukan gambar yang bagus dan berkualitas sesuai kompetensi dari materi yang akan diajarkan.

Memerlukan waktu yang lama dalam pembelajarannya.

Jika guru kurang ahli dalam mengelola kelas, ada kekhawatiran kelas akan kacau dan tidak kondusif.

Dibutuhkan dukungan fasilitas, alat, biaya yang cukup memadai.

Minat Belajar

Pengertian minat belajar

Minat belajar adalah keinginan dan ketertarikan siswa terhadap proses belajar mengajar. Minat belajar yang tinggi ditandai dengan antusiasme, perhatian, dan keterlibatan aktif siswa dalam kegiatan belajar. Minat belajar merupakan faktor penting yang mempengaruhi prestasi akademik dan keberhasilan pembelajaran.

Setiap siswa pasti tertarik dengan setiap mata pelajaran di sekolah. Minat belajar sangat penting bagi siswa dalam proses pembelajaran. Menurut Djaali (2013:1 22) minat adalah Perasaan ingin tahu, belajar, kagum, atau memiliki sesuatu. Siswa harus memiliki kepentingan batin mereka sendiri belajar. Belajar adalah sesuatu yang terjadi secara alami Memperoleh pengetahuan atau keterampilan melalui kegiatan Belajar mengajar (Pritchard, 2014: 1).

Dari sudut pandang di atas terlihat bahwa minat belajar adalah perasaan tertarik dan menginginkan sesuatu Karena ada kebutuhan. Minat belajar sangat penting bagi siswa Karena siswa mempunyai minat belajar, maka siswa akan lebih mudah dalam belajar Memahami kurikulum dan akan mempengaruhi hasil belajar Prestasinya.

Factor-faktor yang mempengaruhi minat belajar

Minat belajar seseorang tidak selalu stabil, melainkan selalu berubah-ubah. Oleh karena itu perlu dibimbing dan dikembangkan ke arah yang dipilih. Hal ini ditentukan oleh faktor-faktor yang mempengaruhi minat tersebut. Mashudi (2015: 85-86) menjelaskan bahwa minat seseorang dipengaruhi oleh : 1) Faktor kebutuhan dari dalam. Kebutuhan ini dapat berupa kebutuhan yang berhubungan dengan jasmani dan kejiwaan. 2) Faktor motif sosial. Timbulnya minat dalam diri seseorang didorong oleh motif sosial yaitu kebutuhan untuk mendapatkan pengakuan dan penghargaan dari lingkungan di mana seseorang berada. 3) Faktor emosional. Faktor ini merupakan ukuran intensitas seseorang dalam menaruh perhatian terhadap suatu pelajaran, maka lebih terpacu untuk mengupas dan mempelajari pelajaran tersebut dengan giat.

Menurut pendapat Li et al., (2011: 2118) minat dipengaruhi oleh factor dari dalam (intrinsik) dan dari luar (ekstrinsik). Sama dengan pendapat Wiglfiled & Cambria (2010: 9) bahwa minat tidak hanya timbul dari dalam tapi interaksi dengan aktivitas dan konteks yang dialami yang berarti factor personal dan lingkungan dapat meningkatkan atau mengurangi minat belajar. Katz et al., (2006: 29) menambahkan bahwa minat secara umum merupakan campuran dari kepentingan intrinsik dan ekstrinsik. Sedangkan Sutikno (2009: 16) menyatakan bahwa minat ditandai dengan adanya beberapa faktor, yaitu :

Perhatian, seseorang yang memilki minat pasti akan berlaku perhatian terhadap apa yang akan dijadikan objek pada minat itu sendiri. Ia akan memperhatikan dengan antusias apa yang telah menjadi minatnya.

Rasa suka dan ketertarikan, seseorang yang mempunyai minat terhadap sesuatu hal, maka akan muncul rasa ketertarikan dalam dirinya. Ada rasa penasaran untuk mengetahui lebih dalam segala hal yang berhubungan dengan hal tersebut.

Antusias siswa adalah dorongan yang muncul atas sesuatu yang dikehendaki sehingga menimbulkan proses perhatian dan berujung pada minat ingin mengetahui.

Partisipasi dan keaktifan, seseorang yang mempunyai minat maka akan menjadi aktif pada suatu yang diminati. Melalui partisipasi seseorang dalam melakukan suatu kegiatan karena ingin memenuhi kebutuhannya.

Perasaan senang akan menimbulkan minat karena didorong oleh rasa senang pada sesuatu yang kemudian timbul untuk menjadi suatu keinginan yang mendorong seseorang memilikinya. Seorang siswa yang memilki perasaan senang atau suka terhadap suatu pelajaran, maka siswa tersebut akan terus mempelajari ilmu yang disenanginya. Tidak ada perasaan terpaksa pada siswa untuk mempelajari bidang tersebut.

Aqidah Akhlak

Pengertian aqidah akhlak

Aqidah Akhlaq adalah mata pelajaran yang mengajarkan tentang keimanan dan etika dalam Islam. Mata pelajaran ini bertujuan untuk membentuk sikap dan perilaku siswa sesuai dengan ajaran Islam, serta menanamkan nilai-nilai moral yang baik. Pembelajaran Aqidah Akhlaq memerlukan pendekatan yang efektif agar nilai-nilai tersebut dapat dipahami dan diinternalisasi oleh siswa.

Secara etimologi, kata "akidah" berasal dari bahasa Arab "aqada-ya'qidu-aqdan" yang berarti ikatan, perjanjian, sangkutan, dan kokoh. Disebut demikian karena akidah mengikat dan menjadi sangkutan atau gantungan segala sesuatu dalam kehidupan seseorang. Dalam pengertian teknis, akidah merujuk pada iman atau keyakinan.

Menurut istilah atau terminologi, akidah adalah dasar-dasar pokok kepercayaan atau keyakinan hati seorang Muslim yang bersumber dari ajaran Islam. Akidah merupakan sesuatu yang wajib dipegang oleh setiap Muslim sebagai sumber keyakinan yang mengikat dan menjadi landasan dalam menjalani kehidupan sesuai dengan tuntunan agama Islam.

Menurut Syaikh Abu Bakar Al-Jaziri akidah adalah kumpulan dari hukum-hukum kebenaran yang jelas yang dapat diterima oleh akal, pendengaran, dan perasaan, serta diyakini oleh hati manusia. Akidah dipuji, dipastikan kebenarannya, ditetapkan keshalihannya, dan tidak dilihat adanya kesalahan dalam hal itu. Keyakinan tersebut dianggap benar dan berlaku selamanya. Contoh dari akidah ini termasuk keyakinan manusia akan adanya Sang Pencipta, keyakinan akan ilmu dan kekuasaan-Nya, keyakinan akan kewajiban ketaatan kepada-Nya, dan menyempurnakan akhlak. Ini adalah makna akidah dalam bahasa Arab, yang dalam bahasa Indonesia ditulis sebagai "akidah".

Kata "akhlak" secara etimologi berasal dari bahasa Arab, bentuk jamak dari kata "khuluq" atau "al-khulq." Secara bahasa, kata ini memiliki beberapa makna, antara lain budi pekerti, perangai, tingkah laku, atau tabiat.

Pada hakikatnya, khulq (budi pekerti) adalah suatu kondisi atau sifat yang telah meresap dari jiwa dan menjadi kepribadian hingga dari situ timbullah berbagai macam perbuatan dengan cara spontan dan mudah tanpa dibuat-buat dan tanpa melakukan pemikiran. Apabila dari kondisi tadi timbullah kelakuan yang baik dan terpuji menurut pandangan syariat dan akal pikiran, maka ia dinamakan budi pekerti mulia (akhlak mahmudah). Sebaliknya, apabila yang lahir kelakuan yang buruk, maka disebut sebagai budi pekerti yang tercela (akhlak madzmumah). Definisi akhlak menurut Al-Ghazali ialah : "Akhlak ialah sifat-sifat yang tertanam dalam jiwa yang menimbulkan segala perbuatan yang dengan gampang dan mudah tanpa memerlukan pemikiran dan pertimbangan"

Menurut pengertian di atas, jelaslah bahwa hakikat akhlak menurut Al-Ghazali harus mencakup dua syarat:

Perbuatan itu harus konstan, yaitu dilakukan berulang kali (kontinu) dalam bentuk yang sama sehingga dapat menjadi kebiasaan.

Perbuatan konstan itu harus tumbuh dengan mudah sebagai wujud refleksi dari jiwanya tanpa pertimbangan dan pikiran, yakni bukan karena adanya tekanan atau paksaan dari orang lain.

Tujuan

Akidah Akhlak di Madrasah Ibtidaiyah merupakan salah satu mata pelajaran PAI yang mempelajari tentang rukun iman yang dikaitkan dengan pengenalan dan penghayatan terhadap Al-Asma' al-Husna, serta penciptaan suasana keteladanan dan pembiasaan dalam mengamalkan akhlak terpuji dan adab Islami melalui pemberian contoh-contoh perilaku dan cara mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari.

Secara substansial mata pelajaran Akidah-Akhlak memiliki kontribusi dalam memberikan motivasi kepada siswa untuk mempraktikkan al-akhlakul karimah dan adab Islami dalam kehidupan sehari-hari sebagai manifestasi dari keimanannya kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, hari akhir, serta Qada dan Qadar.

Mata pelajaran Akidah-Akhlak di Madrasah Ibtidaiyah bertujuan untuk :

Menumbuhkembangkan Akidah melalui pemberian, pemupukan, dan pengembangan pengetahuan, penghayatan, pengamalan, pembiasaan, serta pengalaman siswa tentang akidah Islam sehingga menjadi manusia Muslim yang terus berkembang dalam keimanan dan ketakwaannya kepada Allah SWT.

Mewujudkan manusia Indonesia yang berakhlak mulia dan menghindari akhlak tercela dalam kehidupan sehari-hari, baik dalam kehidupan individu maupun sosial, sebagai manifestasi dari ajaran dan nilai-nilai akidah Islam.

Ruang linkup

Pembelajaran Akidah-Akhlak di Madrasah Ibtidaiyah menyediakan materi yang membantu siswa memahami rukun iman secara sederhana. Selain itu, juga memberikan latihan dan pembiasaan untuk berperilaku sesuai dengan ajaran Islam dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini bertujuan agar siswa memiliki dasar yang kuat untuk mengembangkan perilaku Islami yang baik dan menjadi bekal penting untuk tahap pendidikan selanjutnya.

Ruang lingkup mata pelajaran Akidah-Akhlak di Madrasah Ibtidaiyah meliputi:

Aspek Akidah

Dalam pembelajaran atau pendidikan akidah, perhatian diberikan pada aspek-aspek akidah, seperti :

Kalimat Thayyibah : Materi pembiasaan meliputi kalimat-kalimat seperti Laa ilaaha illallaah, basmalah, alhamdulillaah, Allaahu Akbar, ta'awwudz, maasyaAllah, assalaamu'alaikum, salawat, tarji', laa haula walaa quwwata illaabillah, dan istighfaar.

Al-Asma' al-Husna : Materi pembiasaan meliputi nama-nama Allah yang Maha Suci, seperti al-Ahad, al-Khaliq, ar-Rahmaan, ar-Rahiim, as-Samai', ar-Razzaaq, al-Mughnii, al-Hamiid, asy-Syakuur, al-Qudduus, ash-Shamad, al-Muhaimin, al-Azhiim, al-Kariim, al-Kabiir, al-Malik, al-Baathiin, al-Walii, al-Mujiib, al-Wahhaab, al-'Aliim, azh-Zhaahir, ar-Rasyiid, al-Haadi, as-Salaam, al-Mu'min, al-Latiif, al-Baaqi, al-Bashiir, al-Muhyi, al-Mumiit, al-Qawii, al-Hakiim, al-Jabbaar, al-Mushawwir, al-Qadiir, al-Ghafuur, al-Afuww, ash-Shabuur, dan al-Haliim.

Iman kepada Allah : Pembuktian sederhana melalui kalimat Thayyibah, al-Asma' al-Husna, dan pengenalan terhadap shalat lima waktu sebagai manifestasi iman kepada Allah.

Rukun Iman : Meyakini rukun iman, seperti iman kepada Allah, Malaikat, Kitab, Rasul, Hari Akhir, serta Qada dan Qadar Allah.

Aspek akhlak meliputi:

Pembiasaan Akhlak Karimah (Mahmudah) : Disajikan secara berurutan pada tiap semester dan jenjang kelas, seperti disiplin, hidup bersih, ramah, sopan-santun, syukur nikmat, hidup sederhana, rendah hati, jujur, rajin, percaya diri, kasih sayang, taat, rukun, tolong-menolong, hormat dan patuh, sidik, amanah, tablig, fathanah, tanggung jawab, adil, bijaksana, teguh pendirian, dermawan, optimis, qana'ah, dan tawakal.

Menghindari Akhlak Tercela (Madzmumah) : Juga disajikan secara berurutan pada tiap semester dan jenjang kelas, seperti hidup kotor, berbicara jorok/kasar, bohong, sombong, malas, durhaka, khianat, iri, dengki, membangkang, munafik, hasud, kikir, serakah, pesimis, putus asa, marah, fasik, dan murtad.

Aspek Adab Islami:

Adab terhadap Diri Sendiri : Termasuk adab mandi, tidur, buang air besar/kecil, berbicara, meludah, berpakaian, makan, minum, bersin, belajar, dan bermain.

Adab terhadap Allah : Meliputi adab di masjid, mengaji, dan beribadah.

Adab kepada Sesama : Seperti adab kepada orang tua, saudara, guru, teman, dan tetangga.

Adab terhadap Lingkungan : Termasuk adab kepada binatang dan tumbuhan, di tempat umum, dan di jalan.

Aspek Kisah Teladan :

Mencakup kisah-kisah teladan seperti Nabi Ibrahim mencari Tuhan, Nabi Sulaiman dengan tentara semut, masa kecil Nabi Muhammad SAW, masa remaja Nabi Muhammad SAW, Nabi Ismail, Kan'an, kelicikan saudara-saudara Nabi Yusuf AS, Tsa'labah, Masithah, Ulul Azmi, Abu Lahab, Qarun, Nabi Sulaiman dan umatnya, Ashabul Kahfi, Nabi Yunus, dan Nabi Ayub. Materi kisah-kisah teladan ini disajikan sebagai penguat terhadap isi materi akidah dan akhlak, dan tidak ditampilkan dalam standar kompetensi, tetapi disampaikan.

PENUTUP

 

Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh penerapan model pembelajaran Picture and Picture terhadap minat belajar siswa pada mata pelajaran Aqidah Akhlaq di kelas V MIS Fathul Mubin Namosain Kota Kupang. Tujuan ini sangat relevan karena akan membantu meningkatkan pemahaman siswa terhadap nilai-nilai agama Islam, khususnya dalam hal Aqidah Akhlaq.

Dalam penelitian ini, terdapat dua hipotesis yang diajukan. Hipotesis utama menyatakan bahwa penerapan model pembelajaran Picture and Picture secara signifikan akan meningkatkan minat belajar siswa dibandingkan dengan metode konvensional. Hipotesis tambahan menyatakan bahwa siswa yang diajar menggunakan model Picture and Picture akan menunjukkan tingkat keaktifan yang lebih tinggi dalam proses pembelajaran Aqidah Akhlaq dibandingkan dengan siswa yang diajar menggunakan metode konvensional.

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi yang signifikan, terutama dalam pengembangan kurikulum pendidikan Islam. Temuan tentang efektivitas model pembelajaran Picture and Picture dapat diintegrasikan ke dalam strategi pengajaran yang lebih luas, sehingga dapat diterapkan di berbagai sekolah dengan tujuan meningkatkan pemahaman dan minat siswa terhadap Aqidah Akhlaq. Dengan demikian, penelitian ini tidak hanya bermanfaat bagi guru dalam menerapkan metode pembelajaran yang lebih efektif, tetapi juga bagi siswa dalam meningkatkan minat belajar dan pemahaman terhadap nilai-nilai agama.

Selain itu, penelitian ini juga dapat memberikan dukungan kebijakan pendidikan yang berbasis bukti. Hasil penelitian yang didukung oleh data empiris dapat menjadi dasar bagi pembuat kebijakan pendidikan dalam mengembangkan dan mengimplementasikan metode pembelajaran yang lebih efektif. Dukungan kebijakan yang berdasarkan bukti dapat membantu meningkatkan kualitas pendidikan secara keseluruhan, terutama dalam konteks pembelajaran Aqidah Akhlaq di sekolah.

Dalam pembahasan hasil penelitian, akan dilakukan perbandingan antara hasil penelitian dengan model atau teori yang diacu. Hal ini penting untuk menghubungkan hasil penelitian dengan penelitian sebelumnya, menunjukkan persamaan, dan membahas perbedaannya. Dengan demikian, penelitian ini akan memberikan wawasan baru tentang efektivitas model pembelajaran Picture and Picture dalam meningkatkan minat belajar siswa pada mata pelajaran Aqidah Akhlaq.

Kesimpulannya, penelitian ini memiliki relevansi yang tinggi dalam konteks pengembangan pendidikan Islam, khususnya dalam pembelajaran Aqidah Akhlaq. Diharapkan bahwa hasil penelitian ini dapat memberikan kontribusi yang berarti dalam meningkatkan kualitas pembelajaran, minat belajar siswa, serta pembentukan karakter yang sesuai dengan nilai-nilai Islam. Selain itu, penelitian ini juga dapat menjadi acuan bagi guru dalam menerapkan metode pembelajaran yang lebih efektif dan bagi pembuat kebijakan dalam meningkatkan kualitas pendidikan secara keseluruhan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun