Mohon tunggu...
Dahlan Khatami
Dahlan Khatami Mohon Tunggu... Lainnya - blablablabla

Hanya menulis yang terlintas

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Selain Disuntik Jangan Lupa Mendapat Mulut yang Menyebalkan

23 April 2022   02:58 Diperbarui: 23 April 2022   03:07 150
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

“Belum disuntik nanti balik lagi jam 8 lewat 10 menit”, jawab Anu. Dia menyalakan alarm jam 7 lewat 50 menit di ponselnya. Agar jika ia ketiduran dapat terbangun dan tetap suntikasi. Anu yang kelebihan bekerja dan kekurangan tidur memejamkan matanya. Berat memang setelah bekerja paruh waktu ia melanjutkan kerja sebagai ojek online. Jam 9 hingga jam 4 bekerja paruh waktu di sebuah toko bahan pokok. Setelahnya ia berisitirahat sejenak saat jam 5 ia melanjutkan perjalanan sesuai pesanan aplikasi ojek online. Hingga jam 10 bahkan jam 11 sesekali istrihat minum es saset penuh rasa yang dijual emperan jalan. “Segar dan melepaskan gerah di lidahku”, Anu berucap setelah es saset yang dikemas dalam plastik itu habis.

Tet! Tet! Tet! Tet! Bunyi alarm di ponselnya berhasil membuka matanya yang beberapa saat terpejam. Dilihatnya layar yang menunjukkan jam 7 lewat 50 menit “waktunya vakisn”, Anu antusias. 

Bangun dari ranjangnya untuk mengambil kunci motor yang tergeletak di atas meja. Udara menyapanya dengan sejuk sementara burung-burung bertengger sambil bernyanyi. Rasa terhibur pun tak terelakan bagi Anu orang yang ada di lapisan masyarakat menengah ke bawah. 

Hiburan baginya hal yang sangat jarang dialami karena hari libur pun menjadi hari kerja. “Akhirnya sampai”, ujar Anu. Suara peluit juru parkir menegurnya. “Jangan dikunci stang ya”, Juru parkir mengingatkan Anu. 

“Iya, Mas. Stangnya dibiarkan berbelok ke kiri”, sahut Anu padanya. Berjalan menuju ke halaman gedung yang menjadi antrean suntik Anu menghampiri bapak yang mengenakan topi merah.

“Permisi pak…”, Ucap Anu dengan sopan.

“Iya, dek”, sahut bapak topi merah.

“Saya sudah suntik Auranekat dosis 1 Cuma udah beberapa bulan yang lalu jangka waktunya sudah lama. Saya pernah melihat postingan di media sosial kalau sudah suntik dosis 1 tetapi sudah melebihi jangka waktu 6 bulan harus mengulang kembali dari awal”, Anu memberitahukan kebingungannya.

“Oooh… Itu bisa dicek oleh petugas kami untuk mendapat keterangan lebih lanjut”, Bapak topi merah menjelaskan kebingungan Anu.

“Baik pak terima kasih”, Anu mengatakannya dengan senang hati.

Anu beranjak ke barisan kursi yang tertata rapih. Ia mencari tempat kosong untuk dirinya. Ketika duduk ia dikelilingi oleh orang-orang yang beragam usia. Mulai dari yang anak-anak seusia sekolah dasar, orang-orang yang seumuran dengannya, hingga orang lanjut usia. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun