“Tidak!”
“Lalu dengan apa?”
“Akal.”
“Sanggupkah akal memberi keputusan tanpa pertimbangan hati?”
“Tidak!”
“Lalu, kapan aku akan mengerti jika jawabanmu hanyalah tidak, tidak, dan tidak?”
“Masih ada lagi saudaraku.”
“Apa itu?”
“Pikiran.”
“Ha… ha… ha… kamu mulai gila rupanya, sejak kapan pikiran keluar tanpa akal?”
“Saudaraku, maafkan aku jika belum bisa memberi jawaban itu.”
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!