Oltmans menyimpulkan bahwa karisma Presiden Sukarno adalah elemen utama yang menjadikannya sosok yang begitu kuat di mata rakyat Indonesia. Namun, karisma yang sama ini juga sering kali digunakan oleh pihak Barat untuk mempersenjatai propaganda negatif. Mereka menggambarkan Presiden Sukarno sebagai pemimpin yang tidak rasional dan cenderung ke arah komunisme. Oltmans berpendapat bahwa kritik-kritik kepada Presiden Sukarno tersebut lebih didasarkan pada ketakutan akan geopolitik "Perang Dingin" daripada dengan dalih realitas politik Indonesia yang sesungguhnya.Â
Sementara itu, beberapa kebijakan Presiden Sukarno, seperti keterbukaannya terhadap negara-negara komunis, memberikan amunisi bagi para pengkritiknya. Dalam hal ini, Oltmans melihat Presiden Sukarno tetap sebagai seorang pemimpin yang selalu berusaha untuk menjaga keseimbangan antara berbagai kekuatan politik, baik dalam aspek domestik maupun aspek internasional.
Pandangan Oltmans tentang Presiden Sukarno menjadi penting, karena ia adalah salah satu dari sedikit jurnalis Barat yang memiliki akses langsung dan intens terhadap presiden Indonesia yang sangat karismatik itu. Narasinya menyoroti bagaimana politik global pada era tersebut sering kali dibentuk oleh persepsi dan propaganda, bukan oleh realitas politik sesungguhnya di lapangan. Oltmans menyadari bahwa banyak tuduhan terhadap Sukarno yang tidak berdasar dan didorong oleh kepentingan asing yang ingin mengendalikan arah politik Indonesia, meskipun sesungguhnya Presiden Sukarno hanya menjalankan tugas untuk kepentingan negara dan rakyatnya sendiri.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H