Mohon tunggu...
Daffa Fadiil Shafwan Ramadhan
Daffa Fadiil Shafwan Ramadhan Mohon Tunggu... Mahasiswa - Seorang terpelajar harus juga belajar berlaku adil sudah sejak dalam pikiran, apalagi dalam perbuatan. Itulah memang arti terpelajar itu.

Kepriyayian bukan duniaku. Peduli apa iblis diangkat jadi mantri cacar atau diberhentikan tanpa hormat karena kecurangan? Duniaku bukan jabatan, pangkat, gaji dan kecurangan. Duniaku bumi manusia dengan persoalannya.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Misteri Sukarno, CIA, dan Propaganda Barat: Kala Willem Oltmans Mengungkap Era Perang Dingin

7 Desember 2024   10:00 Diperbarui: 7 Desember 2024   10:39 47
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Oltmans menyimpulkan bahwa karisma Presiden Sukarno adalah elemen utama yang menjadikannya sosok yang begitu kuat di mata rakyat Indonesia. Namun, karisma yang sama ini juga sering kali digunakan oleh pihak Barat untuk mempersenjatai propaganda negatif. Mereka menggambarkan Presiden Sukarno sebagai pemimpin yang tidak rasional dan cenderung ke arah komunisme. Oltmans berpendapat bahwa kritik-kritik kepada Presiden Sukarno tersebut lebih didasarkan pada ketakutan akan geopolitik "Perang Dingin" daripada dengan dalih realitas politik Indonesia yang sesungguhnya. 

Sementara itu, beberapa kebijakan Presiden Sukarno, seperti keterbukaannya terhadap negara-negara komunis, memberikan amunisi bagi para pengkritiknya. Dalam hal ini, Oltmans melihat Presiden Sukarno tetap sebagai seorang pemimpin yang selalu berusaha untuk menjaga keseimbangan antara berbagai kekuatan politik, baik dalam aspek domestik maupun aspek internasional.

Pandangan Oltmans tentang Presiden Sukarno menjadi penting, karena ia adalah salah satu dari sedikit jurnalis Barat yang memiliki akses langsung dan intens terhadap presiden Indonesia yang sangat karismatik itu. Narasinya menyoroti bagaimana politik global pada era tersebut sering kali dibentuk oleh persepsi dan propaganda, bukan oleh realitas politik sesungguhnya di lapangan. Oltmans menyadari bahwa banyak tuduhan terhadap Sukarno yang tidak berdasar dan didorong oleh kepentingan asing yang ingin mengendalikan arah politik Indonesia, meskipun sesungguhnya Presiden Sukarno hanya menjalankan tugas untuk kepentingan negara dan rakyatnya sendiri.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun