Mohon tunggu...
Daffa Fadiil Shafwan Ramadhan
Daffa Fadiil Shafwan Ramadhan Mohon Tunggu... Mahasiswa - Seorang terpelajar harus juga belajar berlaku adil sudah sejak dalam pikiran, apalagi dalam perbuatan. Itulah memang arti terpelajar itu.

Kepriyayian bukan duniaku. Peduli apa iblis diangkat jadi mantri cacar atau diberhentikan tanpa hormat karena kecurangan? Duniaku bukan jabatan, pangkat, gaji dan kecurangan. Duniaku bumi manusia dengan persoalannya.

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas Pilihan

Teori Keadilan John Rawls: Inikah Solusi untuk Dunia Kita yang Tidak Adil?

8 Desember 2024   19:00 Diperbarui: 8 Desember 2024   19:22 66
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: Wikimedia Commons

Sebagaimana pemikiran lainnya, kritik pun datang kepada Rawls. Kritik terhadap pandangan Rawls ini datang dari dua tokoh, yaitu:

1) G. A. Cohen:

G. A. Cohen mengkritik teori Rawls karena dianggap tidak praktis dalam konteks dunia nyata. Cohen berpendapat bahwa teori Rawls mengabaikan kebutuhan akan insentif yang membedakan untuk mendorong kerja keras dan motivasi dalam masyarakat. Menurut Cohen, masyarakat tidak dapat berfungsi secara efektif tanpa adanya diferensiasi insentif yang dapat memotivasi individu untuk berusaha lebih keras, dan teori Rawls tidak cukup mempertimbangkan aspek ini. Selain itu, ketidaksetaraan yang dibenarkan oleh prinsip perbedaan tidak cukup mempertimbangkan bagaimana ketidaksetaraan tersebut dapat memengaruhi motivasi dan kerjasama dalam masyarakat. Cohen berargumen bahwa teori Rawls mungkin gagal mengatasi masalah ketidaksetaraan yang menciptakan ketidakadilan dan ketimpangan dalam hal motivasi dan kontribusi individu.

2) Martha C. Nussbaum:

Ia mengkritik teori Rawls karena tidak cukup mempertimbangkan kebutuhan khusus dan tantangan yang dihadapi oleh individu dengan disabilitas. Nussbaum berargumen bahwa teori Rawls, yang berfokus pada prinsip-prinsip keadilan dalam konteks distribusi sumber daya dan kesempatan yang adil, tidak memberikan perhatian yang cukup pada perlunya perlakuan diferensial untuk individu dengan disabilitas agar mereka dapat menjalani kehidupan yang layak dan berfungsi dengan baik dalam masyarakat. Nussbaum juga mengkritik teori Rawls karena dianggap terlalu umum dalam pendekatannya dan kurang memadai dalam menangani keragaman kebutuhan individu. Dia berargumen bahwa teori Rawls mungkin tidak cukup fleksibel untuk menangani berbagai keadaan khusus dan kebutuhan yang bervariasi di antara individu, terutama mereka yang memiliki kondisi khusus seperti disabilitas.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun