Oleh Daffa Elang Hendra Al Banna
Mahasiswa Pendidikan Sosiologi UNJ
Wabah Covid-19 adalah wabah yang sedang diperangi oleh berbagai negara di Indonesia. Adanya solidaritas bersama untuk melawan wabah tersebut sudah terlihat di berbagai lapisan masyarakat. Penggalakan dalam pencegahan terinfeksi Covid 19 pun telah banyak dilaksanakan.Â
Banyak komunitas yang membantu menyebarkan serta mengingatkan masyarakat agar selalu mencuci tangan, memakai masker, social distancing, dan hal-hal lain yang dapat mencegah penularan virus Covid-19. Tidak hanya mengingatkan, banyak juga komunitas yang membantu secara sukarela, baik dengan tenaga atau pun uang.
Bentuk solidaritas yang lain, adalah adanya peraturan-peraturan baru dalam rangka mencegah penularan Covid-19 dan pemberian sanksi bagi siapa saja yang melanggar. Adanya peraturan dan sanksi itu pun disetujui oleh sebagian besar masyarakat. Sebagian besar masyarakat pun menaati peraturan tersebut dan juga bersedia menerima sanksi yang akan dibebankan, jika terbukti melanggar peraturan yang telah ditetapkan.
Adanya solidaritas bersama di masyarakat ketika terjadi wabah Covid-19 yang melanda banyak negara, seperti adanya solidaritas antar sesama dalam saling mengingatkan dan menolong, serta adanya persetujuan bersama akan hal-hal atau peraturan-peraturan yang ditetapkan untuk kepentingan bersama. Dengan demikian, dari hal ini akan menimbulkan integrasi di dalam masyarakat.
Peristiwa ini sangat sesuai dengan teori yang dicetuskan oleh Talcott Parsons yaitu, teori fungsionalisme struktural. Teori fungsionalisme struktural berbunyi bahwa masyarakat yang terintegrasi berdasarkan kesepakatan anggotanya atas nilai-nilai sosial tertentu yang mampu mengatasi perbedaan guna memandang masyarakat sebagai suatu sistem yang terintegrasi secara fungsional menjadi suatu keseimbangan. Masyarakat dengan demikian merupakan kumpulan sistem sosial yang saling berhubungan dan saling bergantung.
Dari teori yang telah dijelaskan diatas, maka dapat diambil kesimpulan bahwasanya adanya integrasi yang muncul di masyarakat akibat dari timbulnya wabah virus Covid-19. Hal ini dibuktikan dari munculnya integrasi dalam masyarakat pada peraturan-peraturan serta sanksi-sanksi yang dibuat untuk kepentingan bersama dan solidaritas masyarakat dalam mengingatkan peraturan, juga saling membantu mereka yang paling terdampak dari munculnya virus ini.
Menurut teori ini, munculnya integritas dalam masyarakat akan menimbulkan keseimbangan. Dengan demikian, hal ini tentunya adalah hal yang positif yang harus dikembangkan dan dibudidayakan. Jika integritas pada masyarakat demi melawan Covid-19 tinggi, maka tentunya Covid-19 akan lebih mudah ditaklukan serta tidak menutup kemungkinan bahwa wabah Covid-19 akan segera berakhir. Tentunya ini merupakan hal-hal yang sangat di idam-idamkan oleh berbagai negara di dunia, yang masih terdampak wabah virus Covid-19.
Jika hal ini ingin diwujudkan, maka diperlukan tindakan-tindakan yang harus dilaksanakan dengan disiplin dan penuh keteguhan. Baik pemerintah ataupun masyarakatnya harus memiliki kesadaran yang tinggi akan pentingnya integritas dan juga solidaritas dalam melawan Covid-19. Penyebaran akan pentingnya hal tersebutpun telah dilakukan di berbagai media, seperti TV, youtube, dan sebagainya.Â
Hal ini dianggap akan efektif dan efisien dalam meningkatkan kesadaran dan integritas masyarakat. Dikatakan demikian karena sekarang masyarakat sedang menjalani kebanyakan aktivitasnya di rumah dengan menggunakan media online.
Lalu, hal berikutnya yang dapat dilakukan untuk tercapainya integritas dalam melawan Covid-19 adalah berita yang jelas dan akurat mengenai Covid-19. Berita-berita palsu atau hoaks harus dihilangkan dan diblokir penyebarannya.Â
Dengan demikian tidak ada konflik atau rasa takut dan kepanikan berlebihan, yang diakibatkan dari berita-berita yang belum jelas kebenarannya. Maka, pemahaman dan kesadaran masyarakat akan terbangun dengan baik. Salah satu contohnya adalah ketika WHO mendesak setiap orang untuk menjauhkan atau membatasi individu di sekitar mereka.
Social distancing adalah istilah pertama yang digunakan. Social distancing adalah menjauh dari keramaian dan menjaga jarak, baik yang diketahui maupun tidak, dari individu yang Anda temui.Â
Namun kemudian istilah WHO diubah menjadi physical distancing, yaitu menjaga jarak antar manusia. Ide untuk mengubahnya, menurut WHO, adalah untuk memahami dengan jelas bahwa perintah untuk tinggal di rumah selama wabah virus Corona saat ini bukanlah untuk memutuskan kontak dengan teman dan keluarga, tetapi untuk menjaga jarak fisik untuk memastikan penyakit itu tidak terjadi. tidak menyebar.
Sebutan tersebut dinamai karena beberapa ahli menganggap penggunaan istilah social distancing salah karena diyakini akan menimbulkan isolasi sosial. Istilah yang benar, kemudian, adalah jarak fisik, karena kita benar-benar harus jauh secara fisik dari satu sama lain.Â
Meskipun kita semua tetap bersilaturahim, meski seperti simulasi dunia maya seperti menggunakan media sosial, kita tetap bisa bersosialisasi. Contoh ini sebagai upaya mengembangkan dan menjaga integritas di masyarakat guna memerangi wabah Covid-19.Dengan informasi yang jelas, tepat dan akurat, maka integrasi dapat muncul lebih mudah dan cepat  di masyarakat.
Selain itu, contoh lain penyebab dari munculnya integrasi di masyarakat adalah adanya persamaan nasib. Tanpa dipungkiri Covid-19 telah berimbas kepada berbagai lapisan sosial. Mulai dari mall-mall besar, sampai warung-warung kecil ikut terkena dampak dari Wabah yang mematikan ini. Walaupun tingkat terkena dampak nya berbeda-beda, tetapi mereka memiliki nasib yang sama yaitu terkena dampak dari Covid-19.Â
Mereka yang terkena dampak paling besar, diberi pertolongan oleh mereka yang hanya terdampak sedikit dan masih mampu bertahan dalam situasi yang mencekam seperti ini. Para driver ojek online, warung-warung kecil dan sebagainya, adalah contoh mereka yang berhak untuk ditolong demi menyambung hidup. Dengan demikian timbullah integrasi dari mereka yang terkena dampak Covid-19 demi terwujudnya keseimbangan dan kerukunan serta kekuatan yang kuat dalam menghadapi masa-masa pandemi yang sulit ini.
Seperti yang dilansir dari laman Kompas.com, sejumlah komunitas salah satu SMK di Cilandak yang bernama komunitas desventes memberi bantuan kepada para driver ojek online (ojol).Â
Mereka memberikan bantuan kepada ojol, setelah mengetahui kebijakan physical distancing membuat pendapatan para ojek online menurun drastis. "Kita berpikir selama kebijakan social distancing dan di rumah saja itu buat pendapatan mereka menurun. Untuk itu tidak ada salahnya kita bergerak membantu," kata Bendahara Komunitas tersebut, Erica Febriani kepada Kompas.com, Kamis (2/4/2020).
Hal yang dilakukan oleh komunitas tersebut adalah salah satu tindakan yang patut ditiru, untuk dapat memicu munculnya integrasi dalam masyarakat. Masyarakat yang memiliki integritas yang tinggi akan menciptakan keselarasan kehidupan masyarakat yang sangat baik. Dengan demikian, intergrasi yang tinggi dalam hal ini melawan Covid-19, akan menjadi hal yang mudah. Sudah terdapat negara-negara lain yang berhasil melawan virus Covid-19, dikarenakan masyarakat mereka memiliki integritas yang tinggi dalam memberantas Covid-19.
Atas bukti tersebut, maka tidak dapat dipungkiri lagi bahwasanya integritas sangat penting bagi masyarakat di suatu negara, yang menginginkan terbebas dari ganasnya wabah virus Covid-19.Â
Jika semua warga masyarakat dapat tertib dalam mengikuti aturan-aturan yang telah dibuat untuk menghindari pentularan Covid-19, maka peristiwa ini adalah pertanda bahwa masyarakat telah mencapai keselarasan dalam masyarakat akibat dari integritas masyarakat yang tinggi. Tentunya hal ini bukanlah perkara yang mudah untuk diwujudkan, karena membutuhkan kerja sama yang baik dari masyarakat yang umumnya berjumlah banyak.
Banyak sekali harapan agar negara-negara lain yang masih terkena wabah virus Covid-19 khususnya di Indonesia. Agar dapat memperkuat integritas-integritas dalam diri masyarakatnya, sehingga mimpi akan terbebasnya dunia dari virus yang menimbulkan penderitaan ini dapat segera terwujud. Kebenaran bahwa virus ini dapat menjangkit dan dapat menimbukan kematian kepada kita maupun orang-orang yang kita sayangi seharusnya dapat mensadarkan kita, betapa pentingnya bersatu untuk melawan virus yang mematikan ini.
Seperti teori yang telah disampaikan oleh Talcott Parsons. Bahwasanya jika kita dapat memiliki integritas yang tinggi dalam bekerja sama melawan virus Covid-19. Maka akan terciptanya keseimbangan dan keselarasan masyarakat, baik dalam pemahaman dan tindakan.Â
Sehingga wabah virus Covid-19 yang merajalela sekalipun akan dapat kita basmi dengan mudah. Penulis berharap, agar kita dapat melakukan hal-hal yang bermanfaat dan sekaligus dapat memperkuat integrasi bangsa dan masyarakat. Demi berjalan menuju kemenangan bagi keselamatan bangsa dan negara. Bersama-sama mari kita lawan virus Covid-19.
Sumber : Â Â Â Â Â
Rutma Parningotan, "Bagaimana Perwujudan Integrasi Sosial di Tengah Pandemik Corona", diakses dari sini, pada tanggal 12 April 2020 pukul 14.41.
Muhammad Isa, "Prihatin dengan Dampak Pandemi Covid-19, Komunitas Ini Berikan Bantuan ke Ojol", diakses dari sini, pada tanggal 13 April 2020 pukul 14.41.
Wawan Kuswandoro, "Teori Fungsionalisme Struktural Talcott Parsons", diakses dari sini, pada tanggal 13 April 2020 pukul 16.21.
Mela Arnani, "Alasan dan Makna WHO Mengubah Social Distancing Jadi Physical Distancing", diakses dari sini, pada tanggal 13 April pukul 18.11.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H