"Para tetua suku-suku Kaukasus berserta para ulama telah menyarankan sebuah rencana cadangan," Furqan mengeluarkan peta dunia dari sakunya, "Tujuan dari rencana ini adalah agar kita bisa mendapatkan bantuan-"
"Tidak memungkinkan, wahai Amir," Ahmed Timur menundukkan kepalanya, "Saya tahu maksud Amir, memanggil bantuan dari Turki Utsmani selaku Kesultanan besar Umat Islam. Namun, teman-teman saya, terutama dari Suku Avar, telah mencobanya dan selalu gagal, entah karena bantuan diserang Kekaisaran atau pasukan pengirim pesan kita ditembak mati."
"Saudara benar," Furqan mengangguk setuju, "Kalaupun tak mendapat bantuan, sekurang-kurangnya kita bisa menyampaikan perjuangan kita pada seluruh Umat Islam di dunia agar masyarakat tak melupakan eksistensi Muslim di tanah Kaukasus beserta perjuangannya serta tak mudah ditipu oleh Kekaisaran. Itulah tujuan utama kita : penyampaian informasi,"
"Wahai Amir," Firman mengangkat tangannya, "Apa yang sebenarnya ingin Amir perintahkan pada kami?"
Furqan menghela napasnya, lalu menghembuskannya dengan tenang, "Kita diminta untuk pergi ke Istanbul begitu masuk waktu subuh, melalui sungai di sisi barat kita. Selama pertempuran berlangsung, kita harus diam-diam bergerak melalui sungai dan terus berjalan sambil menghindari patroli Kekaisaran. Sesampainya di sana, kita harus menemui pihak berwajib Kesultanan Utsmani,"
"Baik, Amir!" Jawab semua pasukannya, serentak. "Sekarang, istirahatlah,"
.....................................................................................................................................
Gunib, Dagestan, Imamat Kaukasus
24 Agustus 1859, sehari sebelum akhir pertempuran.
Para mujahidin dan warga Perkampungan Gunib mulai melaksanakan shalat subuh berjamaah. Setelah shalat selesai, Furqan dan pasukannya mulai membawa barang dan perbekalan mereka dalam perjalanan mereka menuju Kesultanan Turki Utsmani.Â
Regu Furqan mengucap salam setelah memberitahukan tujuan kepergian mereka, para warga menangis haru sembari mendoakan keberhasilan 'misi' mereka dan para mujahidin memberikan berbagai barang, dari peluru senapan lantak hingga pisau lempar.