"Terima kasih, Pak!" Aku langsung memeluk Bapakku, "Sekarang, mari kita bekerja," Ucap Bapak.
Sebulan kemudian, aku berhasil menjadi juara kedua dari lomba itu dan mendapat 15 juta Rupiah sebagai hadiahnya. Walaupun tak mendapat juara pertama, aku merasa bahagia.
Bukan hanya karena ini pertama kalinya aku memenangkan sebuah kompetisi nasional.
Namun karena aku memenangkan ini bersama Bapak dan Ani. Dengan kemenangan ini, seorang juri sekaligus insinyur robot dari Tegal bernama Pak Hilman Winarso mendatangiku.
"Permisi, Dik," Ucap beliau, "Apakah Adik bernama Adi Angkasa?"
"Oh, bukan, Pak. Saya Ari Angkasa," Kami berempat tertawa, "Waduh, rupanya saya salah menyebut nama Adik," Beliau lanjut tertawa.
"Begini, Dik. Saya ingin menawarkan kepada Adik kerja sama dengan PT. Winarso Elektrindo dalam produksi robot pembantu rumah tangga. Nanti, adik bisa belajar cara membuat pabrik sendiri dan melihat cara kami mengelola perusahaan. Mulai dari produksi sampai penjualan, dari pengoperasian mesin produksi dalam pabrik hingga mengelola para pekerja. Bagaimana? Adik tertarik?"
Tanpa tanda tanya, langsung kuterima, "Siap, Pak! Saya tertarik bekerja sama dengan Bapak!"
7 Tahun kemudian, aku dan Ani telah membangun apa yang kalian kenal sebagai PT. Angkasa Robotika Indonesia seperti yang telah kusebutkan sebelumnya. Setiap bulannya, 300.000 unit robot pembantu rumah tangga dibuat di pabrik pusat, tepat di Jakarta Utara.
Itu baru pabrik Jakarta Utara, aku bahkan belum menyebutkan cabang lain yang tak hanya tersebar di Indonesia namun juga siap dibangun di Malaysia, Brunei, dan Singapura.
Sebut saja Kota Bugis, Singapura. Rencananya, sebuah kantor pemasaran akan dibangun di sana dengan bantuan dari Pak Hilman. Tak lupa pula di Selangor, Malaysia, Tempat produksi sudah selesai dibangun. Semuanya dengan bantuan Pak Hilman dan jaringan bisnisnya.