Mohon tunggu...
Daffa Binapraja
Daffa Binapraja Mohon Tunggu... Administrasi - Lahir pada 25 Februari 2000, Jakarta Utara

Seorang pemuda yang menyukai fiksi ilmiah, Alternate History, dan sejarah dunia.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Cerpen | Impian Robotika Ari

5 September 2019   08:22 Diperbarui: 13 September 2019   11:28 138
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Fiksiana. Sumber ilustrasi: PEXELS/Dzenina Lukac

"Nak Ari, Bapak tahu kau tadi merasa sangat putus asa sampai kau ingin mati, bukan?"

Entah mengapa nada Bapak terdengar serius dan tak setenang biasanya.

"Bapak pikir, kau harus ikut Bapak, sekarang," Bapak mengajakku masuk ke dalam ruang kerja yang ada di lantai bawah rumah, "Bapak ingin menunjukkan padamu 'seorang' teman untukmu," Aku jadi bertambah bingung.

Ruang itu terlihat sederhana, namun canggih pada saat bersamaan. Ruang persegi-panjang itu memiliki deretan komputer di sisi kanan dan kiri ruangan. Bapak menekan sebuah tombol di sisi kanan pintu dan seluruh alat elektronik di dalamnya menyala, lampu neon berwarna-warni berpendar terang dan mesin komputer mengeluarkan suara kipas pendingin di dalamnya.

Apa yang menarik perhatianku adalah sebuah benda, tidak, sebuah robot dengan tampilan seperti gadis sebaya di tengah ruangan.

"Perkenalkan, ini Ani, Ia akan selalu mendampingimu di rumah. Bapak sengaja membuatnya untukmu," Ucap Bapak sembari menunjuk robot yang ada di tengah ruangan, "Ani, bangunlah!"

Mata coklat itu mulai menatapku dan Bapak, "Inikah Tuan Ari, Pak Hamid?" Tanya gadis dengan rambut panjang berwarna hitam itu pada Bapak, "Ya, Ani. Ini Ari, Ia sangat membutuhkan bantuan dan dukungan hidup darimu,"

"Dimengerti, Tu-Eh, maaf, Pak Hamid," Jawab Ani sembari sedikit tersenyum, "Tuan Ari, bagaimana kalau kita pergi ke Taman Mawar?"

"Eh, tunggu dulu!" Asli, ini masih terlalu cepat bagiku beradaptasi dengan robot buatan Bapak, "Sebenarnya, aku punya beberapa pertanyaan-"

"Bagaimana kalau kita jawab semuanya di Taman?" Bapakku langsung memberikan saran sebelum aku sempat bertanya, "Eh, baiklah,"

Sesampainya di Taman, Bapak mulai memperbaiki pompa air Taman karena seorang petugas taman meminta tolong pada beliau. Bapak meninggalkan kami berdua dan Ani membuka percakapan denganku.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun