Mohon tunggu...
Daffa Binapraja
Daffa Binapraja Mohon Tunggu... Administrasi - Lahir pada 25 Februari 2000, Jakarta Utara

Seorang pemuda yang menyukai fiksi ilmiah, Alternate History, dan sejarah dunia.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Resonansi Waktu di Belakang Masjid (Bab 1)

25 Desember 2017   22:23 Diperbarui: 25 Desember 2017   22:39 1271
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dari pengumuman itu pula, sepertinya Aku harus berlari menuju Masjid Raya Baiturrahman, sekarang.

Saat itu juga, masyarakat langsung menghentikan kegiatan dan berlari penuh semangat menuju masjid. Tak pernah kulihat masyarakat begitu.....bersemangat dengan pembaruan ilmiah seperti itu.

Beberapa menit kemudian, sampailah diriku di halaman masjid dengan para penduduk memenuhinya. Terlihat di situ perwakilan dari Turki dan Aceh berdiri berhadapan dengan satu sama lain, perwakilan Turki membawa sepucuk meriam dan pihak Aceh memberi mereka.....sebuah kotak?

Seingatku, itu adalah meriam Lada Sicupak, 'kan?

Aceh telah membelinya dengan segenggam lada di Turki

Jadi, apa lagi yang mereka berikan?

"Assalamualaikum, Saudara dari Aceh." Perwakilan Turki memulai prosesi dengan Salam.

"Walaikumsalam, Yang mulia Turki Utsmani, semoga jaya selalu." Perwakilan Aceh menerima salam itu dengan baik. "Aamiin" Semuanya mengaminkan.

"Saudaraku sekalian yang dicintai Allah SWT. Hari ini, kami dari Turki Utsmani akan mempersembahkan kepada saudara kami, Kesultanan Aceh, 800 meriam, sel generator listrik, dan pesawat tempur 'Firnas' sebagai bagian dari perjanjian kami dengan mereka. Semoga Allah selalu melindungi dan menguatkan Aceh dalam perlawanannya terhadap musuh bersama kami, penjajah Portugis yang mengobarkan perang terhadap Umat."

Meriam pun ditarik ke hadapan pasukan Aceh, begitu pula dengan pesawat dan sel generatornya. Sebagian teknisi dan tentara serta pakar senjata Turki berjalan menuju barisan pasukan Aceh. Giliran pasukan Aceh berlari menuju barisan Turki sembari membawa sebongkah kotak hitam.

Tak hanya itu. Aceh sepertinya membawa banyak sekali kapal yang memiliki roda dan motor layaknya sebuah kendaraan amfibi. Ditambah lagi, ada berlian dan perhiasan berkilau. Aku jadi bingung, ini sebenarnya apa, ya?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun