Mohon tunggu...
M Daffa Rafiecena
M Daffa Rafiecena Mohon Tunggu... Mahasiswa - Memberi inspirasi bukan sensasi

Lahir di Jakarta, traveler, culinary and movies lover, Mahasiswa Hukum, Sedang menata masa depan.

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Iran OK Israel KO, Pintu Perang Dunia (Ketiga) Semakin Melebar

12 Mei 2024   07:10 Diperbarui: 12 Mei 2024   07:10 93
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Prolog

Disamping demokrasi dunia tidak baik-baik saja, Iran turut meramaikan situasi geopolitik yang panas hingga saat ini.

Iran pada 18 April 2024  memukul mundur dengan senjata yang menyerupai Dome mengarah ke Israel, dan disebut sebagai Operasi Janji Jujur.

Rupanya serangan yang dilakukan sebagai serangan balasan yang dilakukan militer Israel terhadap gedunga kedutaan besar Iran di Damaskus Suriah pada 1 April lalu yang menyebabkan  13 orang tewas.

Dengan begitu kekuatan militer Iran tidak bisa dipandang sebelah mata meski sering di embargo Amerika dan kawan-kawan bahkan kelanjutan dari kasus terkait sudah mulai masuk dalam ranah Persatuan Bangsa Bangsa.

Bahkan klarifikasi sebagian besar media media asing barat Iran berada di antara kekuatan poros baru yang diduga terdapat pula Rusia, Korea Utara, atau pula Tiongkok.

Apabila ditelusuri lebih lanjut Revolusi Islam 1979 menjadi latar belakang Iran sebagai salah satu aktor tensi geopolitik timur tengah.

Kronologi Singkat Revolusi Iran 1979

Sebenarnya Iran pertama kali mengalami revolusi dari tahun 1905 hingga 1911 melalui revolusi konstitusi Persia, namun Dinasti Qajar baru mengalami kudeta pada tahun 1921 melalui pengambilalihan kekuasaan oleh Reza Khan.

Selama masa kepemimpinan, pada tahun 1925 Iran mengalami modernisasi dalam hal birokrasi dan perekonomian serta menjalankan pemerintahan bersifat otokrasi sebagaimana diterapkan oleh negara-negara barat pada saat itu.

Sayangnya Iran sempat takluk dalam Perang Dunia II meski tidak terlibat secara langsung.

Dikarenakan negara blok sekutu seperti Inggris dan Uni Soviet pada Agustus dan September 1941 menyerang Iran sekaligus mengambil ahli pengelolaan minyak dengan maksud menghalau negara blok poros terutama Nazi Jerman kala itu.

Berdampak pula terhadap situasi politik Iran, dimana Reza Khan dipaksa menyerahkan kekuasaannya ke tangan puteranya bernama Mohammad Reza Shah Pahlavi.

Lain hak dengan ayahnya, Shah Pahlavi memilki hubungan erat dengan Amerika, dan Inggris menyebabkan Iran terjebak dalam imperalisme barat, dan sempat melakukan kudeta politik pada tahun 1952 menyebabkan Perdana Menteri Mohammed Mosaddeg dilengserkan dan nasionalisasi perusahaan minyak bernama Anglo-Persian Oil Company.

Sehingga kepemimpinan dibawah Reza Shah diselimuti kontroversi dimana budaya dan nilai islam Iran ditinggalkan dan berganti dengan nilai westernisasi sehingga Iran sempat berorientasi menjadi negara sekuler.

Lantas saja memicu pro kontra masyarakat terhadap kontroversi Dinasti Pahlavi yang terkenal korup dan otoriter karena dianggap menyalahgunakan kekuasaan sehingga meningkatnya ketimpangan sosial Iran

Hal tersebut menjadi latar belakang Revolusi Iran yang berjalan pada tahun 1978 hingga 1979 sebagai puncak kemarahan masyarakat Iran.

Revolusi Iran diprakasai oleh Ayatulloh Ruhollah Khomeini setelah mengalami pengasingan akibat melawan kebijakan dari Mohammad Reza Pahlavi telah terafiliasi oleh Israel dan Amerika.

Puncak Revolusi pada Januari 1979 setelah Khomeini mengirim pesan secara diam-diam ke seluruh pemimpin oposisi dan masyarakat Iran saat masih menjalani pengasingan di Prancis hingga berbuah unjuk rasa secara masif.

Atas situasi Iran yang tidak kondusif, Mohammad Reza Pahlavi meninggalkan Iran untuk menjalani pengasingan pada 16 Januari 1979, dan mengalami dinasti Pahlavi mengalami kejatuhan pada 11 Februari 1979 setelah Angkatan Bersenjata Iran menyatakan netral.

Ayatulloh Khomeini sebagai pemimpin revolusi kembali ke Teheran pada Februari 1979 dan Iran secara resmi menyatakan diri sebagai negara Republik Islam melalui hasil referendum yang telah disetujui sebagian besar masyarakat.

Dikatakan bahwa Revolusi Islam Iran menjadi salah satu Revolusi terbesar setelah PD II. 

Perlawanan Irak terhadap Negara Syiah melalui Perang Teluk 

Setahun setelah revolusi, Iran pertama kali mengalami konfrontasi terhadap negara tetangga yaitu Irak sekaligus memulai babak perang Teluk pertama selama delapan tahun lebih (1980-1988).

Perang tersebut, dilatar belakangi kekhawatiran Irak terhadap pengaruh mahzab Syiah dari Iran sedangkan negara yang saat itu dipimpin oleh Saddam Husein menganut mahzab Sunni seperti negara-negara teluk lainnya.

Pasukan Baghdad (Irak) memulai penyerangan pada 22 September 1980, serta melakukan invasi terhadap wilayah Khuzestan sebagai lumbung minyak Iran.

Perang Teluk I berakhir pada tanggal 17 Juli 1988 melalui gencatan senjata antara Irak dan Iran berdasarkan tuntutan dari Dewan Keamanan PBB.

Militer Irak dibawah kepemimpinan Saddam Hussein sempat berafiliasi dengan kelompok negara barat serta beberapa negara timur tengah lainnya salah satunya Libya dan Kuwait, dan hal tersebut menyebabkan militer pertahanan Iran kesulitan mengalahkan pertahanan Irak.

Sayangnya, Irak baru saja mengalami kemunduran baik dari segi pertahanan maupun politik pada tahun 2003 melalui Perang Teluk III melawan Angkatan Bersenjata AS yang berujung pada kematian Presiden Saddam Hussein pada tahun 2006 melalui hukuman gantung.

Artikel ini berlanjut ke bagian kedua

Sumber :

Aljazeera : Iran Attacks Israel with over 300 Drones, Missiles: What you Need to Know

Aljazeera : Iran 1979 : The Islamic Revolution That Shook The World

Aljazeera : Iran 1979 : Anatomy of Revolution

Antara : Menlu Iran bertemu pemimpin Hamas, Jihad Islam bahas Gaza

Britannica : Axis of Evil

Britannica : Iranian Revolution (1978-1979)

Foreign Policy : Why Does Israel Keep Assassinating Iranian Officials? Because It Works

Kompas.com : Bunuh Ilmuwan Nuklir Iran, 20 Agen Israel Habiskan 8 Bulan Perencanaan

Kompas.com : Peristiwa Perang Teluk I (1980-1988)

Kompas.id : Indonesia Antisipasi Dampak Konflik Iran-Israel

Kompas.id : Mungkinkah Serangan Iran Picu Perang Dunia?

Newsweek : China Hits Back at Mike Johnson

Reuters : Iranian Nuclear Scientist Killed by One-ton Automated Gun in Israeli Hit: Jewish Chronicle

PBS : Top Hamas Official in Tehran Discusses Relations with Iran and The Attack in Israel

RRI : Pemerhati: Konflik Iran-Israel dapat Memicu Perang Dunia Ketiga

RT News : US House Speaker Announces 'New Axis of Evil'

TLDR News Global : The So-Called "Axis of Evil" Explained (YouTube)

TRT World : Hamas Denial Forces Iran to Disown Claim Aqsa Flood was to Avenge Soleimani

TRT World : Houthis are Iran's Pragmatic Partners, Not Just A Proxy

TRT World : Israel Facing 'Political Isolation': Hamas Leader During Visit to Iran

UIN Sunan Kalijaga, Wisnu Fachrudin Sumarno : Sejarah Politik Republik Islam Iran Tahun 1905-1979 

Universitas Negeri Yogyakarta, Alfianto : Perang Teluk I (1980-1988)

The Washington Institute : Hamas And Israel: Iran’s Role

The Washington Institute : The Hamas-Iran Relationship

Voa News : History of Assassinations of Iran's Top Nuclear ScientistsThe Washington InstituteThe Washington Institute

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun