Mohon tunggu...
M Daffa Rafiecena
M Daffa Rafiecena Mohon Tunggu... Mahasiswa - Memberi inspirasi bukan sensasi

Lahir di Jakarta, traveler, culinary and movies lover, Mahasiswa Hukum, Sedang menata masa depan.

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

In Natuna Sea Far Far Away

6 Januari 2020   19:46 Diperbarui: 7 Januari 2020   14:18 622
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Seperti China belum ikhlas dalam keputusan ZEE tersebut,apalagi sengketa LCS karena berbatasan dengan kawasan ASEAN, terutama perebutan sengketa kepulauan Paracel dengan Vietnam dan Taiwan hingga kepulauan Spartly dengan Filipina, Malaysia, Vietnam, dan Brunei,dua-duanya berbatasan pada Natuna, bahkan di Vietnam film animasi Dreamworks Universal Abominable langsung dilarang tayang dianggap menampilkan LCS diklaim milik China.

Indonesia sendiri mempunyai nilai historis terhadap Natuna, pada masa kejayaan Sriwijaya dan Majapahit kawasan tersebut menjadi jalur perdagangan rempah utama dan terdapat peninggalan kerajaan dan pada abad ke-19 Natuna termasuk wilayah kesultan Riau, lalu pada masa awal kolonial wilayah Natuna sudah menjadi sengketa antar Belanda dan Inggris hingga 1824 terjadi pembagian wilayah kolonial atau disebut Anglo-Dutch Treaty.

Namun sayangnya Indonesia enggan menggunakan alasan tersebut hanya bertumpu pada perjanjian dengan PBB sepertinya Indonesia akan buta terhadap sejarah negeri sendiri.

Potensi kekayaan laut Natuna terdapat sebagian besar 23.499 ton cumi-cumi per tahun, sisanya merupakan 1.421 ton lobster, 2.318 ton kepiting, dan 9.711 ton rajungan dan memiliki jumlah  produksi migas 25.447 barel per hari namun berpotensi menyebabkan polusi laut sehingga jumlah kekayaan alam laut pun berpotensi menurun, potensi kekayaan tersebut menyebabkan China gelap mata dalam berusaha kembali mengklami sembilan garis putus-putus dan membantah kawasan ZEE ditetapkan oleh wilayah ASEAN.

Meskipun sama-sama berusaha mengklaim, namun Indonesia tidak ikut peran dalam sengketa LCS, bukan karena Indonesia termasuk negara non-blok, perlu diketahui keempat negara tersebut bukan untuk bekerjasama melainkan saling memperebutkan salah satunya sengketa Paracel dan Spartly pasca PD II sehingga PBB memutuskan memberi Natuna pada Indonesia, apalagi adanya dukungan dari negara adidaya AS sebenarnya bersaing dengan China dalam hal megendalikan dunia.

Namun, kalau Indonesia tidak berperan dalam sengketa LCS berbahaya juga terhadap kedaulatan lautan kita, bisa saja bukan hanya China mengklaim bahkan AS pun menjadi biang kerok mengklaim juga Natuna sebagai hadiah terima kasih kepada negara yang membantunya, dan untuk berperan langsung sepertinya berpotensi sulit dengan cara pembagian wilayah, dan perbatasan yang tumpang tindih.

Bagaimana pengamanan Natuna yang dilakukan oleh TNI kita, dan persenjataan dimiliki oleh China?

zonasatumews.com
zonasatumews.com
Dalam film Star Wars, dark side memiliki persenjataan dan perlengkapan militer lengkap dan canggih apalagi membangun senjata lebih besar berupa Deathstar untuk menghancurkan beberapa planet dianggap melakukan pemberontakan.

Hal tersebut juga dimiliki China juga memiliki senjata dan perlengkapan militer yang lengkap dan canggih,sehingga tidak takut dalam menghadapi TNI kita berusaha mati-matian menjaga Natuna terutama kebijakan penenggelaman kapal tidak diterapkan lagi jadi semakin gencar dengan penjagaan China Coast Guard.

Bagaimana dengan Indonesia, miris sekali walau TNI disebut sebagai militer terkuat didunia namun anggaran yang kalah jumlah dengan militer China, dana tersebut seharusnya digunakan untuk mengembangkan dan melengkapi perlengkapan militer justru diduga disalahgunakan untuk kepentingan tidak terlalu penting alias korupsi.

Bayangkan saja kalau hasil laut yang anda beli selama ini dikira impor ternyata kekayaan kita sendiri yang diklaim, dan jadinya hasil penjualannya bukan pada nelayan kita sendiri, melainkan pencuri yang mengklaim.

May the force be with you Moana #Weloveyou3000

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun