Mohon tunggu...
Daffa AryaSetiady
Daffa AryaSetiady Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Be kind for everyone

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Komunikasi Simpatik dan Empatik terhadap Teman Sekelas

17 Januari 2022   22:20 Diperbarui: 17 Januari 2022   22:28 1071
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Contoh dalam kehidupan sehari-hari misalnya,mencintai dan perduli terhadap lingkungan seperti tidak membuang sampang sembarangan, apabila kita melihat seseorang yang melakukan atau membuang sampah sembarangan kita harus memberitahu dan memperingati kepada orang yang membuang sampah tersebut agar membuang sampah kepada tempatnya dan bisa dikenakan pasal mengenai pembuangan sampah sembarang.

Perbedaan Simpatik dan Empatik

Sementara itu, komunikasi simpatik dan empatik berbeda karena simpati atau simpatik lebih banyak menggunakan perasaan, simpati sering terjadi atau sering ditemukan dalam hubungan dekat seperti: keluarga, persahabatan, tetangga dan sebagainya. Lalu empati atau empatik ini lebih dalam dibandingkan simpati atau simpatik. Karena empati lebih menuai atau memahami perasaan yang dirasakan oleh orang lain. Komunikasi simpatik dan empatik dalam berkomunikasi sering menggunakan sudut pandang dari komunikan tersebut, seperti tidak memotong pembicaraan lawan dari pembicaranya , kemudian fokus dalam hal mengenai pembicaraan dan tidak hanya sekadar mendengarkan cerita dari pembicaraanya begitu saja.

Inilah penjelasan serta perbedaan dari pengertian komunikasi simpati dan empatik, tanpa kita ketahui komunikasi simpati dan empatik ini sangat penting dalam kehidupan sehari-hari manusia dalam berhubungan atau berinteraksi antara satu sama lain. Maupun dengan teman sekelas, orangtua, keluarga, dan lain-lainnya. Sekian artikel mengenai komunikasi simpatik dan empatik ini apabila ada kesalahan atau tutur kalimat yang tidak berkenan dalam penulisan artikel ini kurang lebihnya saya mohon maaf. Terima kasih

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun