"Jadi kita buka puasa dengan makanan apa nih Fi?," tanya Bang Nur ke Siti Harfiah Nur, nama lengkap putri bungsu ini, saat saya ikut menginap di tempat kostnya, Ramadan 2013 silam, atau 11 tahun silam.Â
Si Putri Bungsu terlihat bingung menjawabnya. Pasalnya, di tempat kostnya itu meski tersedia kompor dan peralatan penunjang lainnya, ya namanya juga anak kost. Tentu tidak ada pelajaran memasak di mata kuliah di kampusnya hehe..Â
"Dekat kos-kosan ini ada Warteg koq, Pak. Fifi sering makan dan beli lauk dari Warteg itu," jawabnya.Â
"Ya Allah... Jauh-jauh dari Jakarta, ketemu-ketemunya Warteg lagi. Coba ada yang lain kah?" canda Bang Nur.Â
"Dimana ada Coto Makassar, Sop Konro, atau ikan bakar dekat dari sini Fi, mungkin pilihan menu buka puasa yang asyik? Yuk kita jalan...," ajak Bang Nur.Â
Maka memang tidak sulit menemukan menu kuliner asli khas Makassar tersebut. Lah, memang di sini "pabrik" pembuatannya? hahaha....Â
Itu soal menu buka puasa Ramadan. Lalu bagaimana dengan menu makan Sahurnya? Ya, sama saja. Bedanya, kalau buka puasa menunya masih panas karena baru dibeli lalu langsung disantap. Sedang menu makan Sahur, beli malam dan dipanasin (dihangatin) jelang Sahur.Â
Nah, dari sini pula Bang Nur diceritakan oleh putri bungsu inj bagaimana dia mengolah "Kreasi Makanan Berbuka ala Anak Kost". Dengan apa itu?Â
" Mie instanlah Pak, menu spesial anak kost. Kecuali jika baru terima uang transfer Papa dari Jakarta barulah Fifi sedikit 'pesta' hahaha.. ," katanya.Â
Jika dia ingin mencicipi menu khas Makassar di tengah "masak paceklik" menunggu transfer dari orang tua, rata-rata anak kost makannya di kantin kampus.
"Lebih irit, murah-meriah. Kalau pesan Coto Makassar, itu ukuran minimalis. Mangkok cotonya ukiran mini, ketupatnya juga ukuran mini. Minimalis juga dagingnya, lebih banyak air kuah cotonya"