Mohon tunggu...
Nur Terbit
Nur Terbit Mohon Tunggu... Jurnalis - Pers, Lawyer, Author, Blogger

Penulis buku Wartawan Bangkotan (YPTD), Lika-Liku Kisah Wartawan (PWI Pusat), Mati Ketawa Ala Netizen (YPTD), Editor Harian Terbit (1984-2014), Owner www.nurterbit.com, Twitter @Nurterbit, @IniWisataKulin1, FB - IG : @Nur Terbit, @Wartawan Bangkotan, @IniWisataKuliner Email: nurdaeng@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Wartawan dan Pengacara, Profesi Unik Penuh Tantangan

20 Mei 2022   08:15 Diperbarui: 20 Mei 2022   08:47 1818
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Searah jarum jam: Albert H, Bachtiar S, Said M, A Darti, Percoyok, Edi H, Upa L, Agustin LG, Wina A, Udi S, Jonri S (dok Nur Terbit)

Yang mungkin (sedikit) berubah (cuma) di antara kami berdua, ya soal rambut dan mata. Khusus mata, panca indera penglihatan kami berdua sama-sama sudah dibantu kacamata baca. 

Tapi, untuk rambut, maaf rambut saya sudah putih, sedang Syafril masih hitam (entah dia semir atau tidak, lupa saya wawancarai dia, takut dianggap, "ini koq ada wartawan wawancarai pengacara". Jeruk makan jeruk?).

Tapi melalui kolom komentar di akun Facebook saya, Syafril berterus terang. "Soal rambut, memang aku baru mulai memutih dan tidak pernah rambut disemir, hahaha...," katanya.

Yang membuat kami berdua tiba-tiba sedih dan jadi terharu, saat saling menanyakan pada ke mana semua teman-teman kami (wartawan) yang dulu? "Si Anu" ternyata sudah lama wafat, "Si Ini" sudah pulang kampung, "Si Itu" bahkan memilih berkubur di tanah kelahiran mereka. Alfatiha untuk semuanya! 

"Profesi wartawan bagus tapi sepertinya lebih bagus lawyer. Tapi kita bersyukur karena wartawanlah kita lebih banyak tahu soal dunia ini. Salah satu kelebihan lawyer tak ada usia pensiunnya, asal sehat saja," kata Sipri Edi, nama lain Edi Hardum di akun Facebook.

Itu sebabnya, sambil bercanda sahabat saya Amin Idris, mantan wartawan Harian Terbit, Tabloid Mega Pos, majalah Warnasari, kini Pemred Online Tibyan, sempat bertanya, "Wartawan yang jadi merbot masjid banyak gak bang?" 

Saya jawab, "hahaha....itu salah satu pilihan 'buy one get two'. Beli satu dapat dua. Ibarat ngejar dunia sekaligus dapat akhirat. Profesi paling tinggi dan mulia dari segala profesi, karena marbot adalah penjaga mesjid sekaligus wakil penguasa alam di rumah Tuhan".

Kalau saya ditanya, "pilih mana profesi wartawan atau pengacara? Kenapa wartawan setelah pensiun, di antaranya banyak yang beralih jadi pengacara?"

Saya tak bisa menjelaskan. Jawabannya ada pada diri masing-masing pribadi. Yang pasti, bagi saya keduanya adalah profesi yang penuh tantangan, dan sama-sama menantang. Ya, seperti judul yang saya pilih di atas. Salam.

NUR TERBIT

Blog, YouTube, Twitter, Instagram, Facebook, TikTok, LinkedIn

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun