Saat Media Bubar
Ini juga terulang ketika saya "dikaryakan" di koran P, masih grup media yang satu menejemen. Saya bergabung dengan wartawan dari sesama grup.Â
Ketika koran P tutup karena dianggap merugi, wartawan lain di koran P bisa "berlenggang" ramai-ramai balik ke kantor redaksi masing-masing. Sementara saya harus berjuang untuk diterima kembali di koran Terbit. Bahkan sempat ditolak karena posisi di media asal sudah ditempati teman lain hahahaha....nasib..nasib.
Ya begitulah. Perjalanan panjang saya sebagai wartawan (dari mulai koresponden di Makassar hingga pensiun dini di Jakarta karena koran dijual Januari 2014).Â
Tapi saya ambil hikmahnya saja. Bahwa ditengah suasana kerja dalam situasi di bawah tekanan, sudah saya tuliskan pengalaman saya itu dan jadikan dalam bentuk 2 judul buku : "Wartawan Bangkotan" (YPTD 2020) dan "Lika-Liku Kisah Wartawan" (PWI Pusat 2020).Â
Maaf nih teman-teman pembaca Kompasiana, sekalian saja saya promosi di sini ya...hehehe..Terima kasih. Salam Kompasiana (Nur Terbit)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H