"Oh iya, bisaji sepuluh ribu ka anak sekolahjako, naik mako paleng," kata Daeng Bentor.
Beberapa saat, komunikasi terputus.
Saya yakin, si Adek pasti kehabisan pulsa.
Sebentar lagi dia pasti ngirim SMS, "Pak, kirimin pulsa dong. Uang jajan Adek sudah menipis, LABBUSU'MI (sudah habis, bhs Makassar)".
"Cepat amat sih Dek, diirit dong, jangan boros", balas saya.
"Ya, maklum aja pak, Adek ini mahasiswa PACCE KODONG (miskin, melarat)". Adek...Adek...
****
Sementara itu di Jakarta, BBM atau bensin premium jadi langka di SPBU. Saya membayangkan, pasti akan ada alasan klasik bagi daeng bentor di Makassar menaikkan tarif angkutan bentornya.
Bensin langka di pasaran misalnya, atau berdalih bahwa mereka terpaksa harus membeli bensin pertamax yang mahal itu.
"Maaf pak, tambahin dong ongkosnya, " kata tukang ojek yang kutumpangi  hari ini.
"Bukannya tarifnya sudah biasa dari kemarin-kemarin," kata saya.