Mohon tunggu...
d_b
d_b Mohon Tunggu... -

bapak-bapak

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Mengarang Cerpen Itu Gampang?

17 Januari 2019   09:44 Diperbarui: 18 Januari 2019   18:53 382
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Karena pendek maka menjadi gampang? Sesederhana itu?" Aku coba mendebat sang jempol yang bergoyang-goyang, seperti seorang kakek di kursi ayun.

"Kau kira cerpen itu tidak sederhana? Bangunan cerpen itu sederhana bung!" Goyangannya mulai berhenti. Tampaknya ia mulai serius.

"Kau hanya butuh dua hal pokok, tokoh dan konflik. Ramu keduanya dalam satu jalinan cerita dan jadilah sebuah cerpen." Ia berkata dengan nada begitu yakin.

* * *

Tokoh dan konflik.

Hanya dua? Sesederhana itu? Gila! Lalu mengapa membuat sebuah cerpen bisa terasa begitu sulit? Aku bertanya-tanya sendiri dalam hati. Aku memandang sang Jempol yang seperti menertawakan kebimbanganku.

"Cerpen itu pendek, dan karenanya tidak seperti cerita yang panjang, kau bisa mengambil tokohmu empat, tiga, dua, atau bahkan satu saja. Begitu pula tokohmu bisa siapa saja, dan bahkan apa saja. Sebutir tomat, tongkat kayu atau koteka pun bisa menjadi tokoh dalam cerpenmu."

Kuduga ia tersenyum saat mengatakan itu. Tapi tentu saja sebuah jempol tak bisa tersenyum.

"Bahkan tokohmu tidak harus pula bernama, tidak harus kau ceritakan latar belakangnya siapa, berapa umurnya, darimana asalnya, pendidikannya. Tokoh dalam cerpen bisa tetap kuat tanpa memerlukan segala tetek bengek seperti yang diperlukan tokoh dalam sebuah novel."

"Masak sih?"

"Lha iya," katanya, "Perlu apa menceritakan tetek bengek tak penting, kalau konflikmu hanya tentang seorang lelaki yang bangun pagi, dan pusing dengan sebuah pertanyaan, mengarang cerpen itu gampang atau tidak?"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun