Mohon tunggu...
Cut nisaul Rafiqa
Cut nisaul Rafiqa Mohon Tunggu... Guru - Guru

Suka menulis puisi, membaca novel

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Senandung Rindu

18 Desember 2024   21:06 Diperbarui: 18 Desember 2024   21:06 19
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Malam yang kelam mencekam

Di temani Kidung jangkrik yang memilukan

Suasana hawa dingin mulai menggila

Di bawah tangisan hujan yang meraung

Ada hati yang sedang gelisah 

Merakit sisa kehampaan 

Menyiksa di ujung pikiran 

Mengikat erat dalam atma jiwa

Semakin kian menyusut bayangnya

Semakin dalam ia mengembang satu rasa

Senandung rindu di setiap hari

Memanggil hati yang terkasih

Kapan ia mulai tenang berdiam

Tersampaikan dengan suka bahagia

Memeluk serpihan kisah permulaan

Dalam naungan cinta yang membara

Terlukis di hati yang tak ternoda

Senandung rindu yang tak merenggut 

Hati yang saling menjaga

Biarkan ia selalu bersemayam dalam doa-doa

Yang tak mengenal pupus sebuah harapan

Bagi sepasang kasih yang selalu saling percaya

Aceh, 18 Desember 2024

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun