Sebelum memulai profesi barunya sebagai guru catur, Karelle memutuskan untuk berkunjung ke desa Thnall yang telah dipilih untuk mewujudkan proyeknya. Hal ini sangat penting untuk melihat sekolah gubug dan lingkungan dimana calon muridnya tinggal.
Dia pergi bersama Nimol dengan mengendarai sepeda motor. Dibutuhkan beberapa jam untuk sampai ke desa ini. Tiba-tiba di tengah jalan turun hujan lebat, dan meskipun keduanya basah kuyup, itu tidak menghentikan langkah dan semangat mereka.
Pada bulan Oktober 2014, Karelle akhirnya pergi ke pusat catur IWICA di Bangkok untuk membeli lima belas set papan catur, buku-buku dan papan peraga catur. Dibutuhkan 18 jam perjalanan pulang pergi karena lebih mahal biaya pengiriman yang akan dikeluarkan dari pada membeli sendiri secara langsung.
SEKOLAH CATUR BERDIRI
Akhirnya sekolah catur pertama di Kamboja berdiri di desa Thnall pada 2 Nopember 2014. Seperti dikatakan oleh Karelle: “Rasanya seperti Natal! Anak-anak sangat senang bermain catur. Permainan ini membuat mereka penasaran. Saya sangat suka dengan suasananya karena semua orang saling membantu belajar satu sama lain,” katanya terharu.
Karelle Sedang Mengajar
Pada saat yang sama ada beberapa kesulitan teknis. Anak-anak baru saja mulai belajar bahasa Inggris dan Karelle tidak terlalu fasih berbahasa Khmer yang merupakan bahasa lokal. Untungnya, ada orang-orang seperti Nimol yang bisa menjembatani kesenjangan komunikasi ini.
Kendala Bahasa