Mohon tunggu...
Cut Ayu
Cut Ayu Mohon Tunggu... -

Hasiholan Siregar

Selanjutnya

Tutup

Olahraga Pilihan

Karelle Mempopulerkan Catur Di Kamboja

28 Januari 2015   22:40 Diperbarui: 5 Juni 2016   01:20 107
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bayangkan sebuah negara yang sama sekali tidak mempunyai latar belakang kultur catur. Tidak ada pemain yang mempunyai elo rating FIDE. Tidak ada sarana dan prasarana yang memadai untuk mengembangkan dan mempopulerkan permainan raja-raja ini.

Tetapi seorang wanita memiliki impian. Dia bahkan bukan wanita Kamboja. Dia adalah seorang expatriat Perancis yang datang ke Kamboja untuk bekerja. Tetapi mimpinya kemudian adalah mempopulerkan catur di Kamboja.

Dia ingin agar anak-anak Kamboja mengenal permainan asah otak yang indah ini. Walau tidak mudah, dia menantang semua kesulitan untuk mewujudkan cita-citanya. Wanita itu adalah Karelle Bolon, mantan juara catur junior Perancis.

Karelle Bolon

Karelle adalah seorang pemain catur yang  handal. Dia bukan hanya bergelar Woman Fide Master,  tetapi juga juara nasional Perancis empat kali dalam berbagai kategori usia.

Karelle belajar catur dan kemudian  fashion desain secara bertahap. Catur akhirnya tidak lebih dari sekedar hobi baginya. Sekitar satu setengah tahun yang lalu ia mendapat kesempatan untuk bekerja sebagai asisten perancang busana di sebuah perusahaan bernama Onyx di Siem Reap, ibu kota  Propinsi  Siem Reap di barat laut Kamboja. Kota resor populer sebagai pintu gerbang ke wilayah Angkor.

Suatu sore ia sedang bermain catur dengan seorang temannya di sebuah kafe dan melalui sudut matanya, ia bisa melihat banyak anak-anak yang mengintip melalui jendela kaca, menunjukkan minat mereka yang besar untuk mengetahui permainan yang sedang dilakukannya.

Itu awalnya saat Karelle memutuskan untuk mulai memperkenalkan dan mengembangkan permainan catur di Kamboja. Saat itu ia mengatakan, "Catur dapat memberi kesempatan kepada anak-anak ini untuk membuka diri mereka kepada dunia luar, mempelajari nilai kerja keras yang terkandung di dalamnya, fair play, dan juga soal menang dan kalah."

Di Negara ini tidak ada yang benar-benar kenal dengan permainan catur. Tidak ada papan catur. Apalagi klub catur. Padahal  Negara tetangga mereka seperti Thailand dan Vietnam telah mengambil bagian dalam Olimpiade Catur.

Bisa dibayangkan betapa sulitnya bagi seseorang untuk memperkenalkan dan menyebarkan permainan ini. Itu masalah yang dihadapi oleh Karelle. Tetapi wanita Perancis ini pantang menyerah.

Beruntung dia mengenal Nimol. seorang pelayan dan bartender di restoran Brown Rice berusia 26 tahun di Siem Reap. Nimol berasal dari sebuah desa bernama Thnall, beberapa jam naik sepeda motor dari kota Siem Reap. Dia bertemu Matt Silverback satu setengah tahun yang lalu, dan mereka memutuskan bersama-sama untuk membangun sebuah sekolah gubug di desa Nimol itu karena letak sekolah negeri sangat jauh.

14224337001179334714
14224337001179334714
Nim

Nimol

Sekolah ini memiliki sekitar 40 siswa dan Karelle memutuskan untuk menjadikan mereka sebagai titik awal dari proyek ambisiusnya. Ia mengajari Nimol bermain catur dalam bahasa Inggris  yang pada gilirannya akan mengajar anak-anak itu dalam bahasa lokal mereka.

Memang  tidak mudah untuk  memulai sebuah proyek baru. Karella sendiri kadang ragu dengan idenya ini. “Saya sendirian, dan tidak ada sama sekali sarana dan prasarana catur yang memadai disini. Selain itu, kehidupan seorang asisten perancang busana juga tidak selalu mudah,” katanya suatu waktu.

Kemudian ada rasa rindu ingin pulang ke negaranya. Tetapi kecintaannya terhadap catur membuatnya kembali tegar. Berkeluh kesah  itu tidak menolong. Hidup hanya sekali, jadi kenapa tidak?

MEMBELI PERALATAN CATUR

Untuk memulai proyeknya, Karelle membutuhkan uang sekitar 430 euro untuk membeli papan catur, buku-buku dan papan alat peraga. Jadi dia memulai pengumpulan dana melalui Ulule crowdfunding bulan September 2014.

Gayung segera bersambut. Situs catur kenamaan en Chessbase yang mengetahui hal ini sangat tertarik dengan niat mulia Karelle. Mereka memutuskan untuk membantunya menggapai mimpi dengan menerbitkan artikel tentang proyek Karelle ini di situs en Chessbase.

Sungguh menakjubkan. Hanya dalam waktu 80 menit setelah artikel terbit, langsung terkumpul sumbangan uang  sebesar 820 euro, dua kali lipat dari yang dibutuhkan.  “Ini sungguh gila!” tulisnya kepada en Chessbase “Saya tidak percaya kalau saya mendapatkan uang sebanyak  itu,” katanya senang.

Uang telah terkumpul, tetapi sekarang tanggung jawab ada di pundak Karelle. Uang itu bukan bantuan perorangan: Banyak orang dari seluruh dunia telah memberikan sedikit uang mereka untuk membantu  proyek ini.

KUNJUNGAN KE DESA THNALL

Sebelum memulai profesi barunya  sebagai guru catur, Karelle memutuskan untuk berkunjung ke desa Thnall  yang telah dipilih untuk mewujudkan proyeknya. Hal ini sangat penting untuk melihat sekolah gubug dan  lingkungan dimana calon muridnya tinggal.

Dia pergi bersama Nimol dengan mengendarai sepeda motor. Dibutuhkan beberapa jam untuk sampai ke desa ini. Tiba-tiba di tengah jalan turun hujan lebat, dan meskipun keduanya basah kuyup, itu tidak menghentikan langkah dan semangat mereka.

Pada bulan Oktober 2014, Karelle akhirnya pergi ke pusat catur IWICA di Bangkok untuk membeli lima belas set papan catur, buku-buku dan papan peraga catur. Dibutuhkan 18 jam perjalanan pulang pergi karena lebih mahal biaya pengiriman yang akan dikeluarkan dari pada membeli sendiri secara langsung.

SEKOLAH CATUR BERDIRI

Akhirnya sekolah catur pertama di Kamboja berdiri di desa Thnall pada 2 Nopember 2014. Seperti dikatakan oleh Karelle: “Rasanya seperti Natal! Anak-anak sangat senang bermain catur. Permainan ini membuat mereka penasaran. Saya sangat suka dengan suasananya karena semua orang saling membantu belajar satu sama lain,” katanya terharu.

1422435104904920707
1422435104904920707

14224351381502590665
14224351381502590665

Karelle Sedang Mengajar

Pada saat yang sama ada beberapa kesulitan teknis. Anak-anak baru saja mulai belajar bahasa Inggris dan Karelle tidak terlalu fasih berbahasa Khmer yang merupakan bahasa lokal. Untungnya, ada orang-orang seperti Nimol yang bisa menjembatani kesenjangan komunikasi ini.

14224351941112796895
14224351941112796895

Kendala Bahasa

1422434236232952537
1422434236232952537

Berebut Memakan Bidak Lawan

Karelle Bolon sekarang mengajar di dua sekolah catur yang berbeda dua jam seminggu sambil tetap bekerja sebagai asisten desain busana di lima hari lainnya. Dia masih menghadapi banyak tantangan, tetapi komitmennya telah menginspirasi anak-anak desa Thnall untuk mengejar mimpi mereka: Menjadi juara dunia catur!

14224343541385196895
14224343541385196895

Calon Juara Dunia

Sumber dan Foto-foto: en Chessbase

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun