Mohon tunggu...
Custos Logos
Custos Logos Mohon Tunggu... Lainnya - Firmantaqur

Menolak tua, penikmat kopi, dan penumpang setia kereta api ...

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Hegemoni Media Sosial: Nasib Pers di Persimpangan Jalan!

5 Januari 2025   15:08 Diperbarui: 5 Januari 2025   15:08 35
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber foto: dreamstime.com

Media massa juga dapat memanfaatkan media sosial sebagai saluran distribusi untuk memperluas jangkauan berita, mengarahkan audiens ke platform resmi mereka, serta mengembangkan format berita yang lebih singkat, visual, dan mudah dibagikan. Upaya ini dapat meningkatkan interaksi dengan audiens, termasuk kerja sama dengan platform digital seperti Google atau Facebook untuk memonetisasi konten atau mengadakan program berita khusus. Optimalisasi SEO dan pemasaran digital juga penting untuk memperkuat eksistensi media massa di pencarian daring.

Diversifikasi model bisnis juga menjadi langkah strategis bagi media massa konvensional. Penerapan model berbayar atau sistem langganan (subscription) dapat menjadi salah satu solusi. Selain itu, penyelenggaraan acara, podcast, atau newsletter eksklusif dapat menarik minat publik. Media massa juga dapat menciptakan peluang iklan kreatif, seperti iklan berbasis konten atau native advertising yang dirancang agar menyatu dengan berita, sehingga tidak mengganggu pengalaman pembaca.

Media Sosial: pelengkap atau perangkap?

Media massa dan media sosial di jagat maya merupakan dua entitas yang berbeda, namun saling bergandengan erat. Sebagai lembaga pers, media massa terikat dengan tugas dan fungsi pers yang ada di dalamnya, sementara media sosial bersifat lebih bebas dan tidak terikat oleh nilai-nilai jurnalistik yang sama. Meskipun berbeda, kedua jenis media ini sejatinya saling mengisi dan melengkapi dalam penyampaian konten serta informasi kepada publik.

Keterkaitan antara media massa dan media sosial terletak pada saling melengkapi konten. Media sosial kerap kali dipenuhi oleh informasi dan berita yang bersumber dari media massa, sementara media massa juga banyak menggunakan konten dari media sosial sebagai sumber berita.

Menurut Bagir Manan (2015), sah-sah saja bagi media massa untuk menjadikan media sosial sebagai sumber berita, asalkan tidak ada pihak yang merasa dirugikan. Media massa juga dapat mengambil pernyataan tokoh dari media sosial, namun tetap harus melakukan pengecekan (konfirmasi) untuk memastikan bahwa akun yang dikutip merupakan akun resmi dari tokoh yang bersangkutan.

Selain itu, pers harus melakukan verifikasi terhadap informasi yang bersumber dari media sosial untuk memastikan kebenarannya. Penting bagi pers untuk selalu mematuhi kewajiban untuk menyajikan "cover both sides" ketika mengambil informasi dari media sosial, dan yang tak kalah penting, pers harus selektif dan bijak dalam memilih serta memilah informasi dari media sosial agar sesuai dengan kode etik jurnalistik yang berlaku, tabik (*)

(Disari dari berbagai sumber)                                                                                 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun