Mohon tunggu...
Cupi Valhalla
Cupi Valhalla Mohon Tunggu... -

A traveling lover, An environmentalist, and An ordinary person who has many extraordinary passions. Having been learning the subject of the environmental safety and health at Technische Hogeschool te P.V.J

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Yuk, Intip Kantin Kampus di Jerman!

2 April 2015   23:03 Diperbarui: 17 Juni 2015   08:36 706
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_376387" align="aligncenter" width="630" caption="Plat Konveyor untuk Membawa Peralatan Makan yang Kotor Menuju Mesin Pencuci"]

14279901121773487538
14279901121773487538
[/caption]

[caption id="attachment_376388" align="aligncenter" width="461" caption="Mesin Pencuci Otomatis Peralatan Makan"]

14279901842099885414
14279901842099885414
[/caption]

[caption id="attachment_376390" align="aligncenter" width="462" caption="Utilitas Higienis Peralatan yang Telah Dicuci"]

14279903261875393578
14279903261875393578
[/caption]

Peralatan yang telah dicuci kemudian dikeringkan dan diletakkan kembali menuju skat pengumpulan kolektif, disesuaikan dengan jenisnya menggunakan meja dorong untuk diletakkan kembali di tempatnya.

Jika diperhatikan, memang tampak ribet dan merepotkan. Tetapi, dari sini lah aku belajar bagaimana berbudaya disiplin dan hidup mandiri. Kita diajarkan untuk menjaga kebersihan diri dan lingkungan, kemandirian, dan tolong menolong. Tidak ada satu pihak pun yang mengeluh dalam melakukan hal tersebut. Semuanya peduli. Pertama kali melakukannya,  tidak membuatku merasa berat, justru tertarik untuk mengetahui semua hal yang baru.

Waktu semakin merambat. Namun, sang raja siang tidak menunjukkan jati dirinya, tertutup balutan kapas raksasa. Wajah langit menghitam kelabu. Aku berpisah dengan Aamin─Pelajar Mesir di pintu Mensa. Kupaksakan kaki berjalan cepat. Suhu dingin di luar masih menusuk-nusuk tajam di selaput sendi dan tulang. Kutekadkan melangkah lebih cepat, sembari menyilangkan kedua tanganku, aku berucap lirih, “Masih banyak sekali hal yang baru dan menarik di sini. Semangat!”

---------------------

P.S : Semua gambar adalah dokumen pribadi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun