Mohon tunggu...
Cupi Valhalla
Cupi Valhalla Mohon Tunggu... -

A traveling lover, An environmentalist, and An ordinary person who has many extraordinary passions. Having been learning the subject of the environmental safety and health at Technische Hogeschool te P.V.J

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Yuk, Intip Kantin Kampus di Jerman!

2 April 2015   23:03 Diperbarui: 17 Juni 2015   08:36 706
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_376382" align="aligncenter" width="490" caption="Mengantri untuk Membayar di Kasir"]

1427989602825253274
1427989602825253274
[/caption]

Selesai membayar, lantas tidak langsung bisa menikmati menu yang telah dipilih. Selanjutnya mengantri kembali untuk mendapatkan komplemen keperluan makan, seperti sendok, garpu, pisau, tisu atau menambahkan garam, lada, kecap, sambal, dan lain-lain.

[caption id="attachment_376383" align="aligncenter" width="560" caption="Utilitas Perlengkapan Makan"]

1427989699979319116
1427989699979319116
[/caption]

Setelah semuanya lengkap, selanjutnya menuju tempat makan dan menikmati sajian yang telah dipilih. Di tempat ini, terkadang antara pengajar dan pembelajar bisa berkumpul dalam satu meja. Tidak ada gap yang membedakan status dan kedudukan. Berbagai bahan diskusi dapat diperbincangkan sembari menikmati sajian. Mahasiswa asing berbaur padu dengan mahasiswa lokal, memperbincangkan tugas ataupun sekedar bercanda ria.

[caption id="attachment_376384" align="aligncenter" width="567" caption="Suasana di Mensa"]

1427989807717146684
1427989807717146684
[/caption]

Karena lapar, aku memilih menu berat nan mengenyangkan, beef hamburger dipadu dengan kentang keju kering, dan penutupnya adalah fruit milk pudding dan bonus sebuah apel dari sang Kasir, sementara minuman yang kupilih sari jeruk lemon yang dikemas dalam botol khusus. Secara tak disengaja, aku bertemu dengan seorang teman dari Mesir. Kami akhirnya makan bersama satu meja. Sembari makan, kami berdiskusi tentang pelajaran yang diambi.

Pelajar dari Jazirah Arab cukup banyak yang menempuh program pascasarjana di kampus ini. Mereka adalah tipe pekerja keras dan menyenangkan untuk diajak berdisukusi. Dari merekalah aku mengetahui perkumpulan muslim di kampus ini, masjid di sekitar kampus, warung makan untuk muslim, atau kegiatan keagamaan yang diadakan di kampus. Alhamdulillah, sebagian masyarakat di sekitar kampus banyak yang berdarah Turki, sehingga nuansa keislaman masih dapat terasa.

[caption id="attachment_376385" align="aligncenter" width="560" caption="Menu yang di Pilih"]

1427989914601693517
1427989914601693517
[/caption]

Berbincang-bincang sembari menikmati menu sajian, terkadang dapat melupakan waktu. Mengalir begitu saja. Tak terasa 1 jam berlalu. Kami memutuskan beranjak dari Mensa. Selesai makan, kita tidak dapat meninggalkan peralatan makan begitu saja. Tidak seperti normalnya di warung/restoran di Indonesia, sisa peralatan makan yang telah digunakan selanjutnya menjadi tanggung jawab si pemilik warung/restaurant. Di sini lah menariknya, Mensa di kampus ini mengimplementasikan metode self-service, artinya kita harus bertanggung jawab terhadap kebersihan dan peralatan makan yang telah digunakan masing-masing.

Keluar dari ruang utama Mensa, memasuki sebuah ruangan khusus yang berfungsi sebagai ruang kolektif dan pencucian. Di ruang ini terdapat 3 orang petugas perempuan. Prosedur pertama memasuki ruangan ini yaitu menuju kolom pembuangan sisa makanan, terdapat beberapa kolom penampung menyerupai bangun kubus untuk membuang sisa-sisa makanan, seperti kolom untuk sisa makanan organik, kolom sampah plastik, kertas, botol, gelas, dan sebagainya. Semua sampah yang dikelompokkan sesuai dengan jenisnya.

[caption id="attachment_376386" align="aligncenter" width="567" caption="Kolom Penampungan Sisa Makanan"]

14279900292080492396
14279900292080492396
[/caption]

Kemudian, setelah semua sisa makanan yang dikeluarkan. Langkah selanjutnya adalah meletakkan peralatan makan pada plat konveyor berjalan. Piring, mangkuk, sendok, garpu, pisau, dan sebagainya diposisikan berjajar di atas hamparan konveyor. Plat konveyor tersebut akan membawa peralatan makan yang kotor tersebut, selanjutnya dibantu oleh dua petugas yang berdiri di tengah mesin, mengatur dan mengoperasikan pemisahan jenis peralatan makan melalui utilitas tombol kendali. Petugas satunya menghandel mesin untuk mengatur peralatan yang akan dicuci secara otomatis.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun