Mohon tunggu...
Asep Hermawan
Asep Hermawan Mohon Tunggu... -

Temen2 kebanyakan manggil aku ..."Kuya"

Selanjutnya

Tutup

Puisi

My Old and My Future Companies (Part 1)

19 November 2010   20:31 Diperbarui: 26 Juni 2015   11:27 145
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Setelah mengawasi usahaku yang terus berkembang di China, aku kemudian pulang ke tanah air tercinta “Indonesia”. Dalam perjalanan pulang, di pesawat aku kebetulan bersebelahan dengan seorang pengusaha muslim ternama di Indonesia. Kamipun terlibat obrolan2 santai, dia bilang lagi bingung. Biasalah orang kaya, sudah banyak duitpun masih bingung. Dia mengeluhkan usianya yang sudah beranjak setengah abad tapi belum bisa mengerjakan sholat, alasannya sibuk mengurus usahanya. Ya biasanya kalau usahanya semakin maju kemampuan ibadahnya semakin berkurang. Kalau saya sendiri masih bisa control keduanya. Akhirnya setelah saling tukar “business card” kamipun berpisah di bandara Jakarta.

Aku rencana mau pulang ke Garut tapi mau mampir dulu ke Bandung, rindu juga suasana Kota Kembang setelah sekian lama kutinggalkan (aku besar di kota kembang). Terkadang ingat juga sama mojangnya yang “geulis-geulis”. Akupun meluncur ke Starbucks di jalan merdeka. Mengambil tempat di area open air, sambil menikmati “bread floss” kesukaanku dengan diiringi lagu jazz, aku memandang suasana kota kembang yang sudah banyak berubah. Orang2nya sekarang tampak jauh lebih sibuk. Mungkin karena tuntutan jaman, mereka harus bekerja keras.

Waktu menunjukkan pukul 5.30 sore akupun bergegas meninggalkan cafe. Aku ingin sholat di Masjid Agung Bandung.

Adzan Maghrib berkumandang, suasana diluar masih hiruk-pikuk, sepertinya mereka lebih mementingkan kerja daripada sholat. Selesai sholat aku aku duduk dipelataran masjid. Tiba2 naluri bisnisku kembali hadir…… “kayaknya bisa juga aku mendirikan usaha jasa yang tergolong baru, membantu saudara2ku yang karena kesibukannya tidak sempat lagi menunaikan sholat”. Aku teringat obrolan2 santai dengan pengusaha di pesawat tadi siang. Aku jadi berkeinginan untuk mendirikan perusahaan yang bergerak di bidang jasa menggantikan mereka yang tidak bisa melaksanakan sholat tapi ingin masuk syurga. Sebuah bisnis dengan prospek yang sangat menjanjikan.

Bagaimana tidak, Indonesia dengan penduduk muslim terbesar di dunia, dengan segala kesibukannya masing2, membuat banyak yang lalai menjalankan ibadahnya. Ah, aku jadi bimbang melihat phenomena ini (antara bisnis dan amal). Akhirnya malam itu juga aku memutuskan untuk balik ke kota kelahiranku.

Besok paginya di kota kelahiranku, aku langsung membuat planning. Aku coba menyusun draft beberapa paket karena aku tahu strata kemakmuran bangsa kita yang beragam;
1. Paket standar : Disini perusahaanku hanya bisa menjamin sholat 5 waktu saja.
2. Paket silver : Selain solat lima waktu perusahaanku juga menjamin sholat2 sunnah rawatib.
3. Paket Gold : Solat 5 waktu + sunnah rawatib + solat2 sunnah lainnya

Catatan: Untuk semua paket perusahaanku memberikan garansi sampai liang lahat, selanjutnya menjadi tanggung jawab pihak tertanggung.
Begitulah planning-ku saat ini, …………………………

Wassalam,
Cula

(to be continued)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun