Â
Saat sahur kita disarankan untuk mengkonsumsi makanan tinggi serat. Selain dapat membantu menghindari gangguan pencernaan yang kerap dialami umat muslim selama menjalankan ibadah puasa Ramadan, serat juga dapat membuat kita merasa kenyang lebih lama.
Hal tersebut dikarenakan tubuh memerlukan waktu yang cukup lama untuk mencerna serat. Tidak hanya itu, serat yang terdapat dalam sayur-mayur juga dapat membantu merangsang kerja hormon leptin. Pemberi sinyal kenyang pada tubuh.
Sehingga, saat kita mengkonsumsi sayur-mayur yang cukup di kala sahur, tubuh tidak akan mudah lapar. Ibadah puasa Ramadan juga akan menjadi lebih lancar.
Nah, itu makanya selama sahur di bulan Ramadan ini saya rutin mengkonsumsi menu makanan tinggi serat. Ini lima diantaranya.
Capcai Seafood
Ini menu favorit saya dan keluarga. Selain rasanya yang enak, sayuran untuk capcai dapat disesuaikan dengan sayuran yang tersedia di dalam kulkas.
Tidak saklek harus pakai sayur ini, sayur itu. Kalau memang sedang tidak tersedia karena memang lupa membeli di pasar, atau sudah diolah untuk menu lain, rasa capcai akan tetap enak. Tidak akan mempengaruhi rasa.
Namun, karena saya tidak jago memasak, alih-alih memasak capcai sayur, saya lebih suka memasak capcai seafood. Jadi capcai tersebut biasanya saya tambahkan potongan udang dan cumi.
Ssst... seafood akan membantu masakan kita menjadi lebih lezat dan gurih, meski tanpa dibantu penyedap rasa. Tinggal oseng-oseng saja sudah enak. Tidak perlu usaha ekstra. Apalagi saya kadang malesan, masak untuk makan sahur cukup satu atau dua jenis saja. Nah, kalau sudah diberi seafood tidak perlu memasak menu lain. Cukup makan nasi dengan capcai. Paling tambah kerupuk.
Biasanya capcainya saya kasih kuah karena dini hari begitu kita sebenarnya tidak begitu berselera untuk makan. Kuah capcai bisa membuat kita lebih melek dan tidak begitu seret saat harus mengudap makanan dalam jumlah yang cukup.
Anyway, meski saya tidak punya pakem khusus untuk sayuran yang harus ditambahkan sebagai bahan masakan capcai, akan tetapi saya biasanya menambahkan wortel, caisim, kembang kol, jamur, dan kol yang sudah diiris sesuai selera.
Untuk resep dan cara memasak, saya biasanya sontek dari kompas.com. Ini linknya.
Mie Siram
Ada kalanya kita malas makan nasi saat sahur. Itu makanya sesekali saya membuat mie siram. Meski dikudap tanpa nasi, menu tersebut tetap berlimpah serat karena dimasak dengan beragam sayuran.
Rasanya juga tetap enak karena seperti membuat capcai, saya juga biasanya menambahkan aneka seafood pada mie siram tersebut, mulai dari udang, cumi, hingga fillet ikan.
Sayur-mayur yang ditambahkan hampir sama dengan sayuran untuk membuat capcai, seperti wortel, caisim, kembang kol, jamur, dan kol yang sudah diiris sesuai selera. Hanya saja, untuk mie siram tentu ditambahkan mi kuning.
Untuk resep dan cara memasak, ini juga saya sontek dari kompas.com. Ini linknya.
Sup Ayam
Menu tinggi serat lainnya yang menjadi favorit saya dan keluarga adalah sup ayam. Sebenarnya saya dan keluarga juga suka sup daging sapi, akan tetapi memasak sup daging perlu waktu lebih lama. Tidak begitu cocok untuk menu sahur yang waktu untuk memasak begitu terbatas dan singkat.
Nah, kalau sup ayam hanya butuh waktu memasak selama belasan menit. Tinggal cemplang cemplung ayam dan beragam sayuran, seperti buncis, wortel, kol, dan kentang, jadi.
Rasanya juga enak dan segar. Bahkan bila hanya menggunakan bumbu minimalis, seperti garam dan gula.
Saya biasanya menyontek resep sup ayam dari kompas.com ini, akan tetapi untuk ceker dan rolade ayam saya skip. Keluarga saya tidak begitu suka dua jenis makanan ini. Sebagai gantinya saya tambahkan potongan ayam dari bagian lain beserta tulang-tulangnya agar kuah sup semakin gurih.
Sayur Asem
Ini juga menu favorit saya dan keluarga. Biasanya kami menyajikan sayur asem dengan ayam goreng dan sambal. Untuk ayam goreng sudah saya ungkep sebelumnya dan disimpan di kulkas, sehingga saat menjelang sahur tinggal digoreng. Lumayan menghemat waktu.
Lagi-lagi saya juga menyontek resepnya dari kompas.com. Ini linknya. Hanya saja untuk tetelan sapi saya skip. Tidak begitu suka sayur asem diberi tetelan begitu. Mungkin karena tidak terbiasa.
Sambal Pencok dan Lalapan
Saat saya sudah membuat lauk sahur yang menyita waktu, atau terbilang spesial, saya biasanya tidak membuat olahan sayur. Saya cukup membuat lalapan yang direbus. Hanya buncis, wortel, pokcoi,atau  kangkung  yang digodok dengan air mendidih begitu saja. Terkadang salah satunya, terkadang campuran beberapa sayur.
Nah, agar rasa lalapan tidak begitu anyep, saat direbus saya tambahkan minyak goreng dan garam sedikit. Sejumput. Asal ada.
Sesekali juga saya membuat sambal pencok kacang panjang. Ini enak kalau dikudap dengan ayam goreng, ikan goreng, sotong goreng, udang goreng, pokoknya semua yang digoreng hehe.
Bahannya adalah kacang panjang yang sudah diiris kecil, kencur seibu jari, cabe rawit secukupnya, kemangi yang sudah disiangi tiga atau lima lembar, dan bawang merah dua atau tiga siung, garam, gula pasir, penyedap rasa secukupnya.
Kalau ibu dan nenek saya dulu suka pakai batang kecombrang juga, yang sudah dikupas dan tersisa yang lembutnya. Namun, di Batam, Kepulauan Riau, susah cari batang kecombrang, umumnya yang dijual bunganya.
Nah, cara membuatnya, masukan bawang merah, kencur, cabe rawit, kemangi ke dalam ulekan, taburi dengan garam, gula, dan penyedap rasa. Setelah itu diulek hingga lembut dan hancur.
Setelah semua tercampur, masukan kacang panjang. Ulek hingga hancur dan tercampur. Cek rasa, bila sudah sesuai sudah bisa langsung disajikan dan disantap. Anyway, sambal pencok ini lebih enak asin dan pedas saja. Sehingga, pemakaian gula dan penyedap rasa jangan terlalu banyak ya.
Nah, kalau teman-teman Kompasianer, apa menu favorit yang lezat dan tinggi serat untu sahur Ramadan? Yuk, berbagi cerita di kolom komentar.
Salam Kompasiana! (*)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H