Beberapa waktu lalu ada salah satu kerabat saya yang nyaris terkena penipuan dengan modus love scamming. Jujur, saya sangat terperanjat. Pasalnya , beliau sudah terbilang lansia. Usianya sudah di atas 60 tahun. Jarang bertemu orang asing. Nyaris setiap hari ia menghabiskan waktu di rumah sendirian.
Beberapa minggu sebelumnya saat kami bersua, ia memang pernah bercerita kepada saya, ada duda yang sedang mendekatinya. Orang Malaysia, tetapi tinggal di Eropa. Saat si kerabat bercerita, sempat terbersit kecurigaan dalam pikiran saya kalau itu scammer cinta.
Namun, melihat kondisi kerabat yang sepertinya tidak mungkin terpapar orang yang tak dikenal, apalagi penipu bermodus cinta, saya mengabaikan kecurigaan tersebut. Saya berpikir, mungkin duda yang diceritakan si kerabat itu adalah salah satu saudara jauh, atau teman lama, yang memang tinggal di luar negeri.
Si kerabat memang memiliki beberapa saudara dan teman yang tinggal di luar Indonesia. Beberapa bahkan sudah menjadi WNA.
Berkenalan Melalui Facebook
Kerabat saya itu ternyata berkenalan dengan si scammer melalui media sosial Facebook. Penipu tersebut mengiriminya pesan duluan. Setelah cukup intens mengobrol melalui Facebook, mereka lalu lanjut berbagi cerita dengan menggunakan aplikasi whatapps.
Si kerabat ternyata sudah cukup lama memiliki akun Facebook, dibuatkan salah satu anaknya, tetapi tidak aktif. Ia tidak pernah menggugah apapun di akun tersebut. Hanya sekali-sekali saja dibuka untuk melihat postingan dari teman dan keluarga.
Itu makanya saat ia bercerita mengenai duda berkewarganegaraan asing yang sedang pedekate dengannya, saya sama sekali tidak memperingatkan untuk berhati-hati kalau-kalau itu scammer.
Waktu itu saya berpikir, si kerabat tidak aktif di media sosial, jarang keluar rumah, tidak mungkin terkena romance scam.
Menjadi Teman Berbagi Cerita