Mohon tunggu...
Cucum Suminar
Cucum Suminar Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Kompasianer

Belajar dari menulis dan membaca. Twitter: @cu2m_suminar

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Mudik ke Pulau Kecil di Seberang Singapura

7 Juni 2018   13:31 Diperbarui: 7 Juni 2018   14:29 1831
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Naik boat, biasanya nunggu penuh dulu seperti ini. | Dokumentasi Pribadi

Saat lebaran semua warga tumpah di lapangan ini. | Dokumentasi Pribadi
Saat lebaran semua warga tumpah di lapangan ini. | Dokumentasi Pribadi
Bukan, bukan tidak menghargai masjid. Namun lebih kepada kebersamaan. Bila melaksanakan shalat Idulfitri di lapangan tersebut  seluruh warga Belakangpadang dapat tertampung dalam satu tempat, sementara bila di masjid akan terpisah-pisah. Apalagi tidak seluruh masjid di pulau itu berukuran besar.

Kerlap kerlip lampu. | Dokumentasi Pribadi
Kerlap kerlip lampu. | Dokumentasi Pribadi
Biasanya lapangan sudah dipatok-patok dengan menggunakan tali agar barusan shalat tertata dengan rapi. Sebagian juga sudah diberi terpal agar sajadah jamaah tidak kotor terkena rumput dan tanah. Namun untuk lebih amannya saya selalu membawa koran yang lumayan banyak dari rumah nenek mertua, sehingga kalaupun tidak kebagian lokasi yang sudah diberi terpal, tempat shalat saya tetap bersih dan kering.

Banyak Warga Asing yang Berkunjung Saat Idulfitri

Diantara para jamaah shalat Ied, satu dua kita bisa menemukan warga asing. Sebenarnya warga Belakangpadang, namun sudah berpuluh tahun lalu berganti kewarganegaraan menjadi Malaysia atau Singapura. Biasanya saat lebaran mereka pulang untuk bertemu kerabat dan keluarga.

Masjid di Belakangpadang. | Dokumentasi Pribadi
Masjid di Belakangpadang. | Dokumentasi Pribadi
Sebenarnya warga Singapura lebih banyak ditemui saat Iduladha, dibanding Idulfitri. Pasalnya tidak sedikit dari mereka yang memilih melaksanakan ibadah kurban di Belakangpadang dibanding di negeri mereka sendiri. Alasannya tentu saja karena harga yang lebih terjangkau. Selain itu juga lebih praktis, mereka tinggal memberi uang dan datang saat hari-H.

Pemandangan dari pelantar. | Dokumentasi Pribadi
Pemandangan dari pelantar. | Dokumentasi Pribadi
Beberapa warga asing ada juga yang senagaja datang untuk berlibur saat Idulfitri. Biasanya mereka berkeliling pulau dengan menggunakan becak. Mereka juga bercengkrama di pantai pasir putih di pulau tersebut. Lebaran tahun lalu saya sempat berpapasan dengan wisatawan asing dari Negeri Singa dan Negeri Ginseng.

Bila ada waktu, sempatkan kulineran malan di Lang Lang Laut. | Dokumentasi Pribadi
Bila ada waktu, sempatkan kulineran malan di Lang Lang Laut. | Dokumentasi Pribadi
Meski jaraknya cukup dekat dari Pulau Batam, dan di luar Idulfitri pun sering kesana. Ramadan tahun ini bahkan saya sudah ke Belakangpadang hingga dua kali. Namun entah mengapa, menghabiskan Idulfitri di sana selalu berkesan. Mungkin karena terasa lebih meriah dengan suasana khas pesisir. Salam Kompasiana! (*)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun