Saat lebaran semua warga tumpah di lapangan ini. | Dokumentasi Pribadi
Bukan, bukan tidak menghargai masjid. Namun lebih kepada kebersamaan. Bila melaksanakan shalat Idulfitri di lapangan tersebut  seluruh warga Belakangpadang dapat tertampung dalam satu tempat, sementara bila di masjid akan terpisah-pisah. Apalagi tidak seluruh masjid di pulau itu berukuran besar.
Kerlap kerlip lampu. | Dokumentasi Pribadi
Biasanya lapangan sudah dipatok-patok dengan menggunakan tali agar barusan shalat tertata dengan rapi. Sebagian juga sudah diberi terpal agar sajadah jamaah tidak kotor terkena rumput dan tanah. Namun untuk lebih amannya saya selalu membawa koran yang lumayan banyak dari rumah nenek mertua, sehingga kalaupun tidak kebagian lokasi yang sudah diberi terpal, tempat shalat saya tetap bersih dan kering.
Banyak Warga Asing yang Berkunjung Saat Idulfitri
Diantara para jamaah shalat Ied, satu dua kita bisa menemukan warga asing. Sebenarnya warga Belakangpadang, namun sudah berpuluh tahun lalu berganti kewarganegaraan menjadi Malaysia atau Singapura. Biasanya saat lebaran mereka pulang untuk bertemu kerabat dan keluarga.
Masjid di Belakangpadang. | Dokumentasi Pribadi
Sebenarnya warga Singapura lebih banyak ditemui saat Iduladha, dibanding Idulfitri. Pasalnya tidak sedikit dari mereka yang memilih melaksanakan ibadah kurban di Belakangpadang dibanding di negeri mereka sendiri. Alasannya tentu saja karena harga yang lebih terjangkau. Selain itu juga lebih praktis, mereka tinggal memberi uang dan datang saat hari-H.
Pemandangan dari pelantar. | Dokumentasi Pribadi
Beberapa warga asing ada juga yang senagaja datang untuk berlibur saat Idulfitri. Biasanya mereka berkeliling pulau dengan menggunakan becak. Mereka juga bercengkrama di pantai pasir putih di pulau tersebut. Lebaran tahun lalu saya sempat berpapasan dengan wisatawan asing dari Negeri Singa dan Negeri Ginseng.
Bila ada waktu, sempatkan kulineran malan di Lang Lang Laut. | Dokumentasi Pribadi
Meski jaraknya cukup dekat dari Pulau Batam, dan di luar Idulfitri pun sering kesana. Ramadan tahun ini bahkan saya sudah ke Belakangpadang hingga dua kali. Namun entah mengapa, menghabiskan Idulfitri di sana selalu berkesan. Mungkin karena terasa lebih meriah dengan suasana khas pesisir. Salam Kompasiana! (*)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Lihat Kurma Selengkapnya