Mohon tunggu...
Cucum Suminar
Cucum Suminar Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Kompasianer

Belajar dari menulis dan membaca. Twitter: @cu2m_suminar

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Mudik ke Pulau Kecil di Seberang Singapura

7 Juni 2018   13:31 Diperbarui: 7 Juni 2018   14:29 1831
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pemandangan dari pelantar. | Dokumentasi Pribadi

Naik boat, biasanya nunggu penuh dulu seperti ini. | Dokumentasi Pribadi
Naik boat, biasanya nunggu penuh dulu seperti ini. | Dokumentasi Pribadi
Menjelang lebaran, waktu tempuh Pulau Batam  ke Belakangpadang biasanya lebih cepat. Hal tersebut dikarenakan kita tak perlu menunggu waktu lama untuk naik ke boat dan memulai perjalanan melintasi lautan. Baru datang saja biasanya boat sudah penuh dan bisa langsung berangkat.

FYI, bagi yang baru pertama kai naik mungkin akan sedikit deg-degan, terlebih bila boat kita berpapasan dengan kapal ferry dari Singapura atau Malaysia. Biasanya boat akan bergoyang-goyang lumayan kencang. Namun jangan khawatir, tetap aman kok. Apalagi juga disediakan pelampung.

Bila tak ingin terlalu merasakan goncangan ombak, atau malas terkena angin laut yang cukup kencang, ada baiknya duduk di bagian tengah, bila memungkinkan malah duduk saja di bagian paling belakang sekalian. Hal tersebut dikarenakan, semakin depan, goncangan ombak semakin terasa, begitu juga dengan angin laut. Meski bila gelombang lumayan kuat, pengemudi akan menutup bagian kiri dan kanan boat.

Deretan becak yang jadi primadona transportasi umum di Belakangpadang. | Dokumentasi Pribadi
Deretan becak yang jadi primadona transportasi umum di Belakangpadang. | Dokumentasi Pribadi
Setelah sampai di Belakangpadang, kami biasanya melanjutkan perjalanan dengan menggunakan becak atau ojek sepeda motor. Biaya untuk becak Rp20.000 untuk satu kali jalan yang lumayan jauh. Sementara bila menggunakan motor hanya perlu mengeluarkan biaya Rp5.000 dengan jarak yang sama.

Meski ojek sepeda motor tarifnya jauh lebih murah, namun banyak yang lebih memilih menggunakan becak. Alasannya bila duduk di becak lebih santai, terlebih bila berkunjung lebih dari dua orang. Sepanjang jalan bisa sambil mengobrol sambil menikmati pemandangan pulau yang memiliki fasilitas publik lumayan lengkap tersebut.

Melihat Pawai Obor dan Shalat di Alun Alun

Malam menjelang Idulfitri, saya dan suami biasanya berjalan-jalan keliling pulau dengan sepeda motor. FYI, pulau yang persis di seberang Singapura ini tidak memiliki alat transportasi berupa kendaraan roda empat. Masyarakat umumnya menggunakan sepeda motor dan becak untuk alat transportasi.

Alun alun saat kosong. | Dokumentasi Pribadi
Alun alun saat kosong. | Dokumentasi Pribadi
Mobil yang tersedia hanya ada dua, yaitu mobil pengangkut sampah dan mobil ambulance yang juga berfungsi sebagai mobil jenazah. Meski demikian jalannya cukup bagus dan mulus. Ruasnya juga lumayan luas untuk ukuran pulau yang habis dikelilingi dalam waktu 30 menit dengan menggunakan sepeda motor.

Saat malam Idulfitri saya dan suami biasanya melihat pawai obor di sekitar pasar. Setelah itu berfoto di setiap gapura yang kerlap-kerlip dengan hiasan lampu. Sebagai informasi, Belakangpadang terdiri dari beberapa kampung, mulai dari Kampung Bugis, Kampung Melayu hingga Kampung Jawa. Nah, di setiap perbatasan kampung biasanya ada gapura yang dihias lampu sedemikian rupa. Demikan juga dengan jalan-jalan di sepanjang pulau tersebut.

Saat penuh oleh jamaah yang shalat Idulfitri. | Dokumentasi Pribadi
Saat penuh oleh jamaah yang shalat Idulfitri. | Dokumentasi Pribadi
Setelah puas berkeliling, saya dan suami biasanya mampir ke Lang Lang Laut, pusat kuliner di Belakangpadang yang letaknya di sekitar pelabuhan. Lokasi tersebut biasanya ramai oleh warga yang "cari angin". Terlebih juga banyak penyewa dan penjual mainan anak-anak, dengan aneka harga.

Esok paginya, kami pergi ke alun-alun untuk shalat Ied bersama. Uniknya, bila di kota lain masjid-masjid penuh saat Idulfitri ataupun Iduladha, di Belakangpadang tidak demikian. Bila tidak hujan atau ada hal lain, seluruh warga melaksanakan shalat di lapangan yang letaknya persis di belakang Mapolsek Belakangpadang itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun