Untuk rumah tinggal yang di Batam, memang belum ada rencana untuk migrasi. Namun saat tahu bahwa listrik pra bayar tidak membutuhkan petugas pencatat meter, saya dan suami jadi tertarik untuk mencoba listrik pintar agar tidak perlu repot membuka pagar rumah untuk mempersilakan petugas pencatat meter mengecek energi listrik yang kami gunakan.
[caption caption="Tampilan meter listrik pra bayar/Dok: thetamandikasidoarjokota.blogspot.com"]
Saya pribadi belum menjadi pelanggan listrik pra bayar. Meski demikian, keluarga besar suami yang tinggal di Belakang Padang, Batam, Kepulauan Riau sudah menjadi pelanggan listrik pra bayar. Sejak dua tahun lalu, penduduk Belakang Padang umumnya memang sudah beralih menjadi pelanggan pintar PLN.
Ada satu kebiasaan yang sangat mencolok saat penduduk Belakang Padang beralih menjadi pelanggan pra bayar. Seolah dikomando, usai adzan subuh berkumandang, warga pulau tersebut serentak mematikan lampu penerang, terutama lampu yang dipasang di luar rumah.
Beberapa tahun lalu, mematikan lampu usai adzan berumandang hanya kebiasaan segelintir warga. Awalnya hanya beberapa penghuni rumah yang sigap mematikan lampu saat fajar mulai menyingsing. Warga Pulau Belakang Padang umumnya baru mematikan lampu saat matahari sudah mulai tinggi.
Namun usai listrik pra bayar merambah pulau seluas  69,12 km2 tersebut, warga mulai bertindak lebih bijak dalam penggunaan listrik. Mereka baru menggunakan listrik bila benar-benar diperlukan. Tidak ada lagi energi listrik yang dibuang percuma seperti tahun-tahun sebelumnya. Mereka sadar, listrik merupakan penopang kehidupan. Tanpa listrik tak ada geliat kehidupan di pulau terluar tersebut.
[caption caption="Pulau Lance yang masih memanfaatkan genset untuk mendapatkan energi listrik./Dok: Pribadi."]
Akses listrik ke pulau kecil itu memang sedikit sulit. Harus dibangun kabel bawah laut terlebih dahulu agar listrik mengalir ke pulau-pulau tersebut. Sementara pulau di sekitar Jembatan Barelang itu lumayan banyak, dengan penduduk dan luas pulau yang sangat terbatas, sekitar 3 sampai 5 kilo meter.
Jadi beruntunglah kita yang masih bisa menikmati energi listrik dengan cukup dari PLN. Oleh karena itu, meski merasa sanggup membayar tagihan listrik yang dibebankan PLN, yuk kita lebih bijak menggunakan listrik. Agar lebih banyak cadangan listrik yang bisa disimpan.
[caption caption="Pemusik dan penari dankong Pulau Panjang saat pentas di Pulau Bali, Kota Batam. Agar suara penyanyi terdengar jelas, para seniman tersebut memanfaatkan genset./Dok: Pribadi"]
Jangan sampai nanti kita kembali ke zaman batu. Tidak bisa minum air dingin karena tidak ada pasokan listrik untuk menyalakan kulkas, atau yang lebih parah, tidak bisa menulis di Kompasiana karena energi listrik tidak cukup untuk mengoperasikan komputer =D. Ah, jangan sampai terjadi. Salam Kompasiana! (*)