Mohon tunggu...
Muhammad Zulfadli
Muhammad Zulfadli Mohon Tunggu... Lainnya - Catatan Ringan

Pemula

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Kilas Balik Piala Dunia 2006, Revolusi Jerman, Perpisahan Tragis Zidane, dan Kejayaan Italia

11 November 2022   10:18 Diperbarui: 11 November 2022   10:43 428
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Nyatanya tidak. Italia mendapat sepak pojok pada menit ke-118. Alesandro del Piero menendangkan bola ke tengah kotak penalti. Bek Jerman Andrie Friedriech menghalau dengan sundulan. Bola jatuh di kaki Andrea Pirlo di depan garis kotak, dengan tenang mengontrol. Dugaanku Pirlo akan menembak langsung dari luar kotak. 

Saat itulah intuisi deep playmaker ini berperan krusial. Dalam sekejap dan tak terduga, Pirlo ternyata mengumpan pelan kepada Fabio Grosso, yang entah dari mana sudah berada di sisi kiri tak terkawal pertahanan Jermann. Asis Pirlo itu dikakukan dengan sangat gaya, tanpa melihat Grosso, seperti gerak khas pebasket Magic Johnson. 

Ketika bola datang, posisi Grosso setengah memunggungi gawang, tanpa kontrol, tendangan kaki kiri Grosso melaju dengan melengkung dan menghujam telak di pojok kanan atas gawang. Kiper Jens Lehmann, sudah membuang badan, namun tak kuasa menggapai bola. Gol 1-0, di menit ke-119.

Jerman masih berusaha di waktu yang sangat sempit. Sempat ada satu peluang melalui umpan tarik ke area gawang Buffon, namun berhasil dicegah keluar kapten Fabio Cannavaro, yang bermain tanpa kesalahan sepanjang turnamen. Haluan Canna itu merupakan peluang terakhir Jerman, sekaligus serangan balik Italia yang berbuah gol kedua oleh Del Piero, tepat di menit ke-120. 

Dramatis, impian Jeman  terhenti dengan cara menyesakkan. Italia lah yang ke Berlin memburu trofi emas, sedangkan Jerman dengan sisa air mata, terbang ke Stuttgart hanya untuk pertandingan hiburan melawan Portugal.

Di laga final, juga selalu dikenang sebagai momen kuat Piala Dunia. Apalagi kalau bukan tandukan kepala Zinedine Zidane terhadap Marco Materazzi. Insiden itu terjadi saat emosi tak bisa dikendalikan Zidane ketika dilecehkan Materazzi yang konon menghina saudara perempuannya. 

Zizou diusir, lalu Perancis takluk melalui adu pinalti. Foto tandukan dan langkah Zizou keluar lapangan melewati trofi Piala Dunia yang dipajang sangat populer sampai sekarang.

Sangat disayangkan, sang maestro menutup karirnya yang bergelimang trofi dengan cara tak sportif, apapa pun alasan yang melatarbelakangi. Sama halnya mengapa muncul spekulasi-spekulasi yang lebih heboh daripada faka yang terjadi di lapangan hijau menilai tragedi terebut. 

Buat saya klimaks Piala Dunia 2006 adalah kejayaan Azzuri di Jerman.

Sampai jumpa di Afrika Selatan 2010. Waka-waka.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun