Mohon tunggu...
Muhammad Zulfadli
Muhammad Zulfadli Mohon Tunggu... Lainnya - Catatan Ringan

Pemula

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Kilas Balik Piala Dunia 2006, Revolusi Jerman, Perpisahan Tragis Zidane, dan Kejayaan Italia

11 November 2022   10:18 Diperbarui: 11 November 2022   10:43 428
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kualitas pertandingan pun mengalami peningkatan, makin kompetitif, meski banyak pengamat menilai banyak tim bermain pragmatis, fenomena satu striker menjadi pilihan sejumlah pelatih. 

Momen yang paling saya ingat adalah perjalanan Italia menjadi juara dunia yang penuh liku, drama, kontroversi, serta ketangguhan mental pemain anak latih Marcello Lippi, di tengah badai skandal calciopoli di dalam negeri. 

Italia bergabung dalam grup keras, mengawali turnamen dengan susah payah menekuk Ghana. Sempat ditahan imbang AS 1-1, lewat permainan keras cenderung brutal. Baru di pertandingan ketiga, Italia memastikan lolos ke fase knock-out , setelah menang 2-0 atas Ceska, yang dimotori Pavel Nedved. Itu laga perpisahan emosional bagi Nedved di sepak bola yang karirnya begitu panjang di Serie-A.

Seperti yang sudah-sudah, jika sudah di babak gugur, Italia sangat sulit dihentikan. Di perdelapan final, Italia menang kontroversial lewat gol penalti di injury time, akibat aksi pura-pura jatuh bek Fabio Grosso yang merangsek ke kotak pinalti Australia. Totti yang bertugas mengeksekusi tak menyiakan kesempatan emas itu. 

Australia yang ditangani Guus Hiddink dan pendukungnya marah besar, mengecam wasit Luis Medina Cantalejo asal Spanyol, mengutuk drama Grosso, dan memprotes FIFA. Skandal semacam ini bukan pertama kali terjadi, Australia mungkin belum siap menerima bahwa apa saja bisa terjadi dalam event Piala Dunia.

Di perempat final, Italia sedikit mulus dengan unggul telak 3-0 atas tim kejutan debutan Ukraina. Selanjutnya mereka sudah ditunggu Jerman. 

Kali ini Jerman sangat diunggulkan menghentikan laju Italia, dan kemudian Die Mannschaft terbang ke Berlin, menuntaskan pertandingan final. Kemenangan atas Argentina di perempat final, membuat mereka berada pada puncak kepercayaan tinggi.

Pirlo dan Grosso

Namun mereka sedikit lupa data sejarah tak memihak Jerman. Panser tak pernah bisa menggilas Azzuri di Piala Dunia. 

Laga yang berlangsung pada 5 Juli 2006 di kota Dortmund inilah pertadingan terbaik 2006. Saya masih dapat mengingat serunya nobar akbar di kawasan Malioboro, perempatan 0-km ikon Jogja yang legendaris.

Laga klasik berlangsung dengan tempo tinggi, ketat, dan sangat mendebarkan. Meski menguasai lapangan dengan serangkaian kans, Jerman tak bisa membobol gawang Gialuigi Buffon. Italia pun belum berhasil meski juga sesekali mengancam lini belakang Jerman. Pertandingan dilanjutkan ke babak tambahan, dan sepertinya harus ditentukan melalui adu penalti.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun