Mohon tunggu...
Muhammad Zulfadli
Muhammad Zulfadli Mohon Tunggu... Lainnya - Catatan Ringan

Pemula

Selanjutnya

Tutup

Olahraga Pilihan

Saya dan PSM Makassar yang Kini 100 Tahun

24 Februari 2015   16:48 Diperbarui: 31 Agustus 2016   12:03 278
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Musim kompetisi Perserikatan pamungkas. PSSI yang diketuai Azwar Anas, akan menggelar Liga Indonesia, dengan melebur kompetisi Perserikatan dan kompetisi Galatama. So, siapa yang berhasil juara Perserikatan, dipastikan akan menyimpan piala presiden selamanya.

Sayang sekali, PSM gagal. Bahar Muharram dkk, takluk di laga final dari Persib Bandung yang diperkuat Robbi Darwis, Yusuf Bachtiar, dan Sutiono Lamso, dengan skor 0-2. Satu pil pahit yang mesti ditelan. Biar begitu, suporter tetap menyambut kepulangan klub pujaan hati.

Liga Indonesia Menuju Pentas Dunia 2002

Liga Indonesia, yang diyakini sebagai liga profesional untuk mewujudkan mimpi Timnas lolos ke Piala Dunia 2002, resmi dibuka dengan heboh dan mewah. (Tahun 2002 telah berlalu 13 tahun, alih-alih ke PD, prestasi Timnas makin terpuruk)

Peserta LI (selalu juga disebeut Liga Dunhill) ada 36 tim dari seluruh Indonesia. Kompetisi dengan klub terbanyak di dunia. Dengan alasan geografis, dibagi dalam dua wilayah—Barat dan Timur. PSM tentu saja diplot di wilayah Timur.

Format LI menggunakan setengah kompetisi dan setengah turnamen. Empat tim teratas klasemen masing-masing wilayah lolos ke babak 8 besar di Senayan untuk mencari siapa gerangan juara sepak bola paling prestisius di tanah air.

Rupa-rupanya, LI yang mengijinkan klub menggunakan 5 pemain asing (hanya 3 yang bisa tampil bersamaan) , membuat klub perserikatan yang selalu dianggap non-profesional, keteteran. Termasuk PSMyang tak mampu kompetitif. Ayam Jantan gagal lolos ke babak 8 besar, jika tak keliru menempati nomor 10 wilayah Timur. Hanya Persib yang sanggup bersaing, bahkan berhasil menjadi juara, meski hanya mengandalkan seluruh pemainnya berasal dari tanah Sunda.

Nurdin Halid

Hasil buruk edisi pertama, membuat PSM serius berbenah menghadapi musim selanjutnya. Musim 1995/1996 inilah awal nama Nurdin Halid masuk ke panggung sepak bola nasional.

Nurdin didapuk menjadi Manager PSM, mengganti La Tinro La Tunrung. Dengan dukungan dana besar, Nurdin mengguncang bursa transfer. Mengontrak 3 pemain asal Brasil. Tentu saya masih ingat : Bek sentral Marcio Novo; Playmaker elegan Luciano Leandro; dan striker haus gol, Jecksen F Tiago. Beberapa pemain papan atas nasional pun bergabung demi ambisi besar.  

Benar saja, PSM tampil sebagai peringkat pertama wilayah Timur. Di babak semifinal melawan Persipura, PSM menang heroik dengan skor 4-3, setelah lebih dulu tertinggal 1-3. Di final, PSM bertemu Bandung Raya. Memang final ideal sejak awal. Bandung Raya kampiun Wilayah Barat melawan juara Timur, PSM. Bakal tersaji adu racikan pelatih Henk Wullems (Bandung Raya) dan M. Basri (PSM). Dan tak kalah seru duel manager papan atas, Tri Goestoro  versus Nurdin Halid, yang kemudian hari berlanjut di kepengurusan elit PSSI.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun