Bonge
Kurma
Wahyu
Dan nama-nama lainnya yang bukan sekedar nama
Yang masing-masingnya memiliki kisah
Rasa-rasanya ada satu kisah yang sama di antara mereka
Yang mungkin jawabannya ada di pertanyaan-pertanyaan ini
Masih relevankah keluarga bagi mereka?
Keluarga, sejatinya adalah pengayom, pelindung, pendidik utama bagi anak-anak yang terlahir darinya
Ketika keluarga sekedar menjadi kumpulan orang dewasa dan anak,
Ketika rumah sekedar menjadi tempat berteduh dan bermalam,
Ketika visi hidup hanya bisa sejauh makan, minum, dan berpakaian,
Apakah yang lantas dibekalkan pada batin dan pikiran anak?
Masih relevankah sekolah bagi mereka?
Dalam perjalanannya, sekolah menjadi seperti "hiasan"yang  wajib dikenakan anak
Berseragam, bersepatu -- berkaos kaki, menenteng tas, menyalin, duduk rapi di dalam kelas, membeli buku pelajaran, membaca
Berangkat pagi, pulang siang kadang sore
Tapi apakah betul anak-anak ini dicerdaskan?
Atau utamanya menjadikan mereka obyek dari kurikulum dan target-targetnya?
Masih relevankah lingkungan RT, RW, Kelurahan, Kecamatan bagi mereka?
Lapangan-lapangan untuk bermain hilang
Dimana anak-anak ini bisa bermain bola, berkesenian, atau sekedar lelarian?
Tanah kosong sejengkal langsung berdiri minimarket
Perpustakaan ada hanya di pusat-pusat kota besar
Adakah penataan wilayah, memiliki keberpihakan pada penghidupan anak-anak?
Bonge, Kurma, Wahyu
Mereka adalah anak-anak
Lahir dalam keluarga dengan keterbatasan
Namun berapa pasang mata yang melirik mereka "dulu"?
Kini mereka dilirik
Viral karena perkembangan sosial media
Namun lagi-lagi mereka adalah obyek
Obyek konten
Obyek ekonomi
Yang kini dilabeli "fashion"
Bonge, Kurma, Wahyu
Adalah pekerjaan rumah kita semua
Mereka adalah anak-anak
Renungkan
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H